Di banyak kondisi ketika kita marah, kita sering berpikir kalau itu
harus dilampiaskan. Baik dengan sesuatu yang ekspresif bagi diri sendiri
(mukul-mukul tembok, gebrak meja, atau tonjok muka sendiri.. ahaha),
maupun dengan melampiaskannya ke orang lain (mencari kambing hitam,
nyalahin, damprat-damprat).
Tapi pada akhirnya kita bakal sadar, sebenarnya selalu ada pilihan ketiga..
Udah biarkan saja..Lupakan, masih ada masa depan…
Susah, tapi toh ga akan selesai dengan melampiaskan amarah..
Udah, ga perlu melakukan hal lemah yang bikin makin lelah…
Karena setelah kita membiarkannya pergi„
kita baru bisa melangkah maju…
Kids, you may think your only choices are to swallow your anger.. or throw it to other faces. But.. there is the third option.. you can just let it go.. and only when you do that, you can move forward.. -Ted Mosby (2013)
*Taken from 'Let the Anger Go' by Ahmad Mushofi Hasan
http://ahmadmushofihasan.wordpress.com/2013/01/04/let-the-anger-go/
Kata-kata dari salah seorang senior di atas jadi pengingat terbesar tiap kali kemarahan saya tersulut. Selalu sukses bikin kesabaran saya ter-extention dan bikin saya ikhlas kemudian merasa sangat baik-baik saja. Saya akui, saya yang dulu orangnya sangat pemarah. Tapi seiring berjalannya waktu, banyak sekali keadaan dimana saya dipaksa (benar-benar dipaksa) harus bersabar (mau nggak mau), dan itu lama-lama yang membuat saya menjadi terbiasa dengan kesabaran. Bahkan saya sendiri sempat heran dengan diri saya sendiri yang sekarang, hampir ga punya emosi. Saya sekarang hampir ga bisa marah, apalagi terhadap orang-orang terdekat saya. Bisa pun marah, itu hanya sepercik api yang tersulut yang kemudian padam dengan sendirinya saat saya teringat dengan kata-kata di atas. "Let it go...", "Lupakan...", "Udah biarin aja...", "Yaudah sih...","Trus kenapa? Kalau saya marah keadaan bakal berubah? Nggak kan?" dan kata-kata 'ke-tidak-peduli-an' yang lain. Ya, mungkin bisa dibilang saya menjadi lebih tidak memperhatikan perasaan diri sendiri, tapi toh dengan begitu saya masih bisa hidup dengan lebih bahagia, lebih santai dengan hidup saya, dan ga nambah dosa karena sering marah-marah :p So, Be smart! Be Positive!
http://ahmadmushofihasan.wordpress.com/2013/01/04/let-the-anger-go/
Kata-kata dari salah seorang senior di atas jadi pengingat terbesar tiap kali kemarahan saya tersulut. Selalu sukses bikin kesabaran saya ter-extention dan bikin saya ikhlas kemudian merasa sangat baik-baik saja. Saya akui, saya yang dulu orangnya sangat pemarah. Tapi seiring berjalannya waktu, banyak sekali keadaan dimana saya dipaksa (benar-benar dipaksa) harus bersabar (mau nggak mau), dan itu lama-lama yang membuat saya menjadi terbiasa dengan kesabaran. Bahkan saya sendiri sempat heran dengan diri saya sendiri yang sekarang, hampir ga punya emosi. Saya sekarang hampir ga bisa marah, apalagi terhadap orang-orang terdekat saya. Bisa pun marah, itu hanya sepercik api yang tersulut yang kemudian padam dengan sendirinya saat saya teringat dengan kata-kata di atas. "Let it go...", "Lupakan...", "Udah biarin aja...", "Yaudah sih...","Trus kenapa? Kalau saya marah keadaan bakal berubah? Nggak kan?" dan kata-kata 'ke-tidak-peduli-an' yang lain. Ya, mungkin bisa dibilang saya menjadi lebih tidak memperhatikan perasaan diri sendiri, tapi toh dengan begitu saya masih bisa hidup dengan lebih bahagia, lebih santai dengan hidup saya, dan ga nambah dosa karena sering marah-marah :p So, Be smart! Be Positive!
Positive thinking is the key.
Udah, ga perlu melakukan hal lemah yang bikin makin lelah… (yang ini perlu garis bawahi banget! + bold + italic)
Dan barusan saya dapet quote lagi dari temen saya yang bisa semakin nambah kesabaran dan sebagai pengingat kalau-kalau emosi sedang tersulut,
Kesabaran itu tumbuhan terpahit dengan buah termanis. -Ageng Bella Dinata (2013)
Ga ada yang sia-sia dari sebuah kesabaran, kan? :)
Bandung, 17 Februari 2013
Hesti Nuraini
semangat ben! Alirkan energi postifmu!
ReplyDeletekiw kiw :3
ReplyDelete