Archive for May 2014

DILAN: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

No Comments »


Setelah nunggu berbulan-bulan versi bukunya keluar (sebelumnya baru baca cerita singkatnya di blog-nya pidibaiq, dan ceritanya menarik banget!) dan pas launching kehabisan padahal pidibaiq-nya udah di depan mata trus stok habis di toko buku se-bandung, akhirnya buku ini nyampe juga di tangan :D

Sangat menarik karena ternyata banyak ilustrasi unyu-nya :3 walaupun mungkin baru bisa baca lengkap bukunya beberapa hari lagi.

Btw, this is my first time beli buku online, ternyata rasanya beda sama beli buku langsung, lebih asyik soalnya berasa kayak dapet hadiah :3


*ps: saya akan cerita lebih banyak tentang DILAN nanti kalau sudah baca bukunya sampai selesai ya ;)
*pss: thanks buat kamu yang udah ngenalin DILAN ke saya!



Bandung, May 14, 2014
Hesti Nuraini

teman, impian, harapan...

No Comments »

Setiap orang pasti selalu punya teman, tempat berkeluh kesah, tempat berbagi, atau sekedar bercanda. Karena memang begitulah kodrat manusia, makhluk sosial. Sebanyak apapun teman yang kita miliki, pasti ada satu orang yang paling memahami kita dan sebaliknya. 

Orang yang sedang sesibuk apapun masih meluangkan waktu untuk mendengar keluh kesah kita. 
Orang yang walau sedang berada jauh pun masih bisa bercanda seperti biasa dengan kita. 
Orang yang sedang dalam keadaan se-hectic apapun masih sempat untuk menceritakan hal hal konyol yang dialaminya kepada kita. 
Dan orang yang selalu berbagi rencana masa depannya dengan kita.
Oiya, satu lagi kriterianya...
Orang yang walau masing masing sudah menemukan tambatan hati namun masih saling bercanda seperti biasa, tak ada yang berubah.

Sungguh menyenangkan sekali memiliki teman yang seperti itu. Tak memandang suku, ras, agama, latar belakang keluarga, bahkan gender. Dan jujur, saya sendiri lebih suka berteman dengan lelaki, bukannya tidak suka berteman dengan perempuan, bukan. Namun justru karena saya seorang perempuan, saya menyadari bagaimana keribetan dan segala emosional yang disandang perempuan ini. Ya, banyak sekali kerumitan cewek/perempuan yang sudah menjadi rahasia umum. Sehingga untuk masalah berbagi (suka dan duka) saya prefer untuk beteman dengan laki-laki, simple nggak ribet, nggak perlu basa-basi, cukup saling memahami.

Dan kau tau apa yang paling menyenangkan dari mempunyai seorang teman baik? 
Yak! berbagi masa depan! (selain bercanda bodoh tentunya). 
Saling menceritakan keinginan, cita-cita, dan harapan masing-masing yang ingin dicapai di masa depan.
Saling menyemangati agar tak mudah menyerah dan menasihati agar tak salah langkah.
Karena pada dasarnya, manusia senang untuk di-support. Dan tentu saja obat paling mujarab untuk menjadi bersemangat adalah dengan cara menyemangati orang lain.

Mempunyai impian (atau setidaknya rencana masa depan) sama pentingnya dengan memiliki seorang teman. Impian dan teman adalah tanda bahwa kita memiliki harapan. Dan memiliki harapan membuat kita hidup secara lebih hidup dan membuat hidup kita menjadi lebih hidup. #hidupception

Alhamdulillahirabil'alamin




Bandung, May 13, 2014
Hesti Nuraini

Bandung Smart City

1 Comment »

Tugas UAS mata kuliah Connected Service and Cloud Computing.
Jelaskan apa yang anda lakukan jika anda diangkat sebagai Lead-Engineer di Kantor Walikota Bandung untuk project Smart City!
Smart City merupakan pengembangan dan pengelolaan kota dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Konsep smart city ini dimaksudkan untuk mempermudah segala urusan dengan dukungan konektivitas tinggi dari pemanfaatan Teknologi Informasi (TI).
Smart City sendiri tersusun dari komponen-komponen antara lain:

  •  Smart Citizen
  • Smart Governance
  • Smart Education
  • Smart Healtcare
  • Smart Building
  • Smart Infrastructure
  • Smart Mobility
  • Smart Technology
  • Smart Energy


Untuk mewujudkan suatu smart city, hal pertama yang harus dibenahi adalah masyarakat kota itu sendiri, mulai dari perilaku hingga gaya hidupnya harus sudah berpandangan ‘smart’. Dan untuk mewujudkannya, peran pemerintahan sangat penting disini. Sehingga langkah pertama yang akan dilakukan adalah membuat sistem pemerintahan & pelayanan masyarakat yang smart. Mulai dengan website tiap departemen di pemerintahan, penyediaan layanan masyarakat secara online untuk tiap departemen, serta pelayanan tingkat kecamatan hingga RT RW setempat.

Poin vital selanjutnya adalah pendidikan. Sekolah-sekolah salam suatu smart city haruslah lebih smart. Seluruh sekolah di Kota Bandung dari SD hingga SMA terkoneksi internet, tentunya dengan sistem security yang baik agar tidak disalahgunakan. Sistem e-learning juga akan diterapkan di tiap sekolah. Sehingga semua sekolah bisa saling terkoneksi satu sama lain (connected service) dan saling share data/materi pelajaran agar tak ada lagi gap antara sekolah favorit dan sekolah pinggiran karena semua sekolah harus sama baik dan menjadi favorit. Dengan smart education secara otomatis akan menceatak smart citizen.

Bidang yang tak kalah penting adalah kesehatan. Setidaknya seluruh rumah sakit harus menerapkan sistem smart building dan smart car (ambulance). Antara rumah sakit dan puskesmas juga saling terkoneksi supaya jika ada pasien rujukan dari puskesmas ke rumah sakit bisa langsung cepat tertangani. Antar rumah sakit serta antara rumah sakit dan PMI juga terkoneksi satu sama lain untuk memantau ketersediaan darah atau keperluan lainnya. Hal tersebut dapat terwujud dengan adanya suatu sistem dengan data digital dan saling terkoneksi.

Bukan hanya rumah sakit yang harus menerapkan smart building. Gedung pemerintahan, perkantoran, sekolah, hingga pasar maupun pusat perbelanjaan juga akan dibuat smart. mulai dari sistem security, fire safety, elevators, lighting, cctv monitoring, hingga energy management. Dan tak lupa akses layanan publik seperti stasiun, terminal, bandara juga dibuat sistem connected service-nya.
Setelah building, maka infrastruktur yang akan dibenahi, diantaranya:

  • Akses pintu tol keluar-masuk Kota Bandung akan diintegrasikan dengan smart car / smart vehicle untuk mewujudkan smart mobility.
  • SPBU dan parking area juga akan diintegrasikan dengan smart car (smart mobility).
  • Penataan  lampu kota yang terkoneksi semua ke pusat monitoring supaya tidak ada lagi ruas jalan yang lampunya mati hingga berbulan-bulan.
  • Taman kota dengan akses penuh free wifi.
  • Pintu air sungai dengan indikator batas banjir.
  •  Indikator di tiap TPS.
  •  Monitoring cctv di tiap sudut kota yang terintegrasi dengan sistem patroli kepolisian.
  • dll.


Semua inftrastruktur tersebut akan secara otomatis merekap data yang secara langsung mengirim report ke sistem monitoring pusat di Kantor Walikota. Dalam bidang teknologi, khususnya telekomunikasi, tentu saja jaringan LTE 4G akan sangat diperlukan demi kelancaran konektivitas dan akses data di seluruh penjuru Kota Bandung.
Dan terakhir yang paling penting adalah mengenai energi. Pembangkit listrik, persediaan air, maupun penyediaan bahan bakar haruslah ramah lingkungan. Akan dibuat sebuah sistem untuk mengontrol konsumsi energi yang dibutuhkan oleh seluruh Kota Bandung.

Dalam satu rumah atau satu gedung misalnya, jika pemakaian listrik atau air sudah melampaui batas penggunaan wajar, maka akan ada alarm peringatan yang tidak hanya ditunjukkan kepada pengguna namun laporan tersebut juga akan terkirim ke monitoring control di PLN/PDAM maupun pemkot. Selain itu untuk daerah industri yang menggunakan bahan bakar serta pembuangan limbah, dipasang juga suatu indikator juga apabila pemakaiannya berlebih dan atau pembuangan limbahnya melebihi batas aman.

Hal ini dilakukan supaya Bandung sebagai smart city bukan hanya unggul dalam teknologi, namun juga hemat energi dan ramah lingkungan. Selain itu juga merupakan upaya agar warga Bandung benar-benar menjadi penduduk yang bijak dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada di daerahnya. Sehingga terwujudlah Bandung Smart City beserta seluruh warganya yang smart dan tercipta smart city yang sesungguhnya.


Referensi:
  1.  Jin-Hyeck Yang, Smart City Strategy, 2012
  2. Sekhar N. Kondepudi, The Role of ICT in Smart Sustainable Cities, 2013
  3.  Eueung Mulyana, Connected Things part 2C, 2014





Bandung, May 6, 2014
Hesti Nuraini

The Key Technological Themes And Foundations That Make Stream-Driven Architecture Work

No Comments »

What are the key technological themes and foundations that make this stream-driven architecture

work? They are as follows:

1. Cloud computing – The availability of large amounts of processing power in the cloud is a major ingredient to the innovation that has led to so many software services being available to power the Web OS. Services like Amazon Web Services are responsible for making an entire new breed of start-ups and software engineering endeavours possible. Powerful, always available and elastic computing resources are at the heart of the modern right-time Web revolution. Put simply, real-time streams need an engine that’s always collecting and pumping out data. Cloud-computing gives us the engine power in abundance.

2. Open APIs – I really ought to say “Open Innovation,” which is more about the ethos of so many Web 2.0 projects and services. What works, and what powers the right-time Web, is the low-friction APIs that enable services to easily share data. Without APIs, there would be no Twitter and no successful stream-based services on the Web. We can contrast the text-messaging world, which is closed,14 with the IP world, completely open, and witness how literally thousands of new messaging services and paradigms have emerged on the Web versus mobile.With mobile we are still stuck with the one mode of messaging, which is texting, virtually unchanged since its introduction in the 1990s.

3. Open and Portable formats – This often gets overlooked, but I think that it is going to become increasingly important, reaching a tipping point soon. If we didn’t have base data formats like XML and JSON, we might well be stuck in a swamp of indecipherable data formats that would be difficult to move from one system to another. In other words, with XML and JSON-derived messages, it’s as if the whole Web decided to speak English, just like the business world (by and large). And, just as with business, the availability of a common intermediate language has had significant effect on productivity. Layered on top of this, we have micro-formats, RDF and other ways to bring structure and meaning to these JSON-ified communications across the Web.

4. SocialWeb – The transformation of theWeb, from its 1.0 “info-centric” nature to the more encompassing 2.0 world of “people-centric” and “service-centric” architectures, paved the way to the right-time Web. When we talk about “Right-Time,” we automatically ask “right time for whom?” Clearly, we mean people, not things. Ultimately, it is people who want the right information at the right time. Machines help the information to get there, but it is people who use the Web! The emergence of deep social structures on the Web has had profound impact on the way developers build services. Oddly enough, users are now becoming a lot more important in our thinking when designingWeb software systems and applications. What I mean is that by tapping into the user’s context and connections, which is becoming easier, developers can offer even more compelling services than they otherwise might. The social Web can transform and invigorate even a relatively mundane online service, like purchase ordering, adding new meaning to the suppliercustomer relationship.

5. Telco 2.0 elements – If we’re talking about people and social connectivity, then we have to include the massively successful phenomenon that is mobile, especially voice and messaging. After all, whilst data is exciting and very much the future, it is still a relatively small number of the overall mobile community who use data services in any substantial way. The majority of mobile users are still making calls and exchanging texts. Of course, this is slowly changing, but voice and reliable person-to-person messaging will be a strong requirement for all of us for the foreseeable future. The death of voice is much exaggerated (by a small band of geeks who simply don’t want to answer their phones anyway16). However, in terms of the right-time Web, then it will become a lot more powerful when we can mash the voice services world directly with the Web. This is happening slowly with companies like Telefonica buying Jajah and opening up new types of service. It is happening with platform plays like Tropo and Twilio. Opportunity? Network as a Service.

6. Big Data – Big Data’s role in Right-time Web should hopefully be clear. We not only need to maintain and support all these vast streams of data, which are ultimately flowing from one data store to another, but we need filters! There’s simply too much information to handle. Users are overwhelmed already. What we need is the ability to process the streams and extract the right information. This is a multi-variate problem as it applies across all the streams at once. Finding patterns across streams and extracting meaning is most definitely a Big Data problem! Doing it in real-time, which is non-trivial, but possible, is what gives us the right-time Web. With these six elements, plus others we could explore, the Web OS has the right architecture to support a “right-time” modality – an array of streams between source end-points and destination end-points that are increasingly converging on the mobile, particularly the smartphone with its various smarts that make it an ideal filter and consumption device for these streams, able to feedback context information that modulate the streams both at source and the destination.


It's taken from: 
CONNECTED SERVICES: A Guide To The Internet Technologies Shaping The Future Of Mobile Services And Operators. By Paul Golding.
While I'm studying for final exam in the subject Connected Service and Cloud Computing.

I hope it can be useful for you :)
Good luck for the exam!
May the 4th be with you!


Bandung, May the 4th 2014
Hesti Nuraini