Archive for January 2015

Pengalaman Tes CPNS Kementrian Perdagangan

14 Comments »

Seperti yang sudah saya ceritakan disini dan disini bahwa saya mengikuti Tes CPNS Kementrian Perdagangan 2014, kali ini saya akan ya menuliskan tentang pengalaman saya saat menjalani tesnya. Mulai dari TKD hingga alhamdulillah saya dinyatakan lulus.

1. Tes Kompetensi Dasar (TKD)
TKD dilaksanakan di kantor pusat Kemendag Jakarta. Saat itu saya masih stay di Bandung, jadi saya nginep di rumah saudara saya. TKD terdiri dari 100 soal random yang saya jawab sebisa saya dengan bermodalkan belajar dari buku kiat sukses yang saya beli di Togamas selama 3hari sebelumnya. Nilai TKD yang kita peroleh langsung keluar setelah tes. Kalau tidak salah saat itu saya mendapat nilai TWK=90, TIU=140, dan TKP=156, jadi total nilai TKD=386. Sekitar satu bulan berikutnya baru keluar pengumuman bahwa saya alhamdulillah lulus TKD.
Lulus TKD

2. Tes Kemampuan Bidang (TKB) Psikotes
Berbeda dengan TKD, TKB yang berupa Psikotes ini dilaksanakan di  Pusdiklat Kemendag yang terletak di Depok (Sawangan). Dan kebetulan saat bulan November itu saya udah stay di Depok (Margonda), ya walaupun dari Margonda ke Sawangan itu cukup jauh (naik angkot 3x) tapi ya lumayan lah dipermudah daripada kalo dari Bandung apalagi dari Solo. Psikotes saat itu lumayan sulit menurut saya, tes-nya tidak seperti psikotes-psikotes yang lain (Pertamina, BRI, Telkom, dll) soal-soalnya beda dan cukup rumit, tapi alhamdulilah juga saya lulus juga tahap ini hehehe...
Lulus TKB

3. Tes Kemampuan Bidang (TKB) Wawancara
Wawancara ini diadakan di Jakarta di kantor pusat. Sebelum wawancara ada semacam tes tertulis gitu yang terdiri dari 3soal yaitu mengenai posisi yang kita pilih, pengetahuan tentang kemendag, dan hubungan antara pendidikan/pengalaman yang kita miliki dengan posisi yang kita pilih. Oke tahap terakhir! Wawancara!Sebelumnya saya sempet nanya dan gugling sana sini katanya wawancara hanya akan ditanya tentang kuliah, keluarga, kepribadian, dan paing abnter tentang tugas akhir/skripsi. Tapi ternyata saya bener-bener ditanya tentang teknis posisi yang saya pilih, mulai dari jobdesk, metode penalaran, metode pengambilan keputusan, hingga studi kasus. Lah saya yang anak teknik ini mana ngerti tentang teori managemen perencanaan, tapi untungnya banyak pertanyaan yang bisa saya jawab berasarkan pengalaman saya di organisasi dan kepanitiaan. Dan semua jawaban yang kita ucapkan itu dicatat oleh pewawancara loh. Bener-bener uji kompetensi ini. Super thanks to Kontes Robot Nasional 2012 yang selalu saya jadikan contoh studi kasus dalam menjawab pertanyaan huhuhu...

Pengumuman akhir yang katanya akhir tahun ternyata molor sampai tahun baru 2015 (maklum lah libur panjang) dan taraaaaaaa....... Doa orang tua saya terkabul!
LULUS CPNS

Seluruh pengumuman seleksi CPNS Kementrian Perdagangan dari awal sampai akhir semuanya diumumkan melalui http://rekrutmen.kemendag.go.id/
web rekrutmen Kemendag
4. Pemberkasan
Satu minggu setelah pengumuman kelulusan, para peserta yang dinyatakan lulus harus melakukan pemberkasan alias mengumpulkan berkas-berkas yang harus dilengkapi, yaitu:

Membawa dokumen masing-masing 2 (dua) rangkap (asli dan fotocopy):

1)Surat lamaran ditulis tangan dengan tinta hitam dan ditandatangani, ditujukan kepada Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Tanggal surat lamaran sesuai dengan tanggal pada saat melakukan registrasi online pada Portal Nasional Panselnas yaitu tanggal 24 Agustus – 8 September 2014;
2)Fotokopi Ijazah/STTB yang telah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang (Rektor/Dekan) dan Ijazah/STTB asli untuk ditunjukan kepada Panitia;
3)Fotokopi Transkrip nilai yang telah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang (Rektor/Dekan/Pembantu Dekan Bidang Akademik/ Direktur/Pembantu Direktur Bidang Akademik/Direktur Akademi/ Ketua/Pembantu Ketua Bidang Akademik) dan Transkrip Nilai asli untuk ditunjukan kepada Panitia;
4)Pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak 5 (lima) lembar, dengan menuliskan nama dan tanggal lahir dibalik pasfoto tersebut;
5)Daftar Riwayat Hidup (DRH) yang ditulis tangan dengan tinta hitam, memakai huruf kapital/balok serta telah ditempel pasfoto ukuran 3 x 4 cm (Formulir DRH didownload di website: www.rekrutmen. kemendag.go.id);
6)Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan oleh pihak yang berwajib/POLRI;
7)Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter;
8)Surat keterangan tidak mengkonsumsi/menggunakan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya dari unit pelayanan kesehatan pemerintah (harus ditandatangani oleh dokter);
9)Surat pernyataan yang telah ditandatangani di atas materai enam ribu rupiah (didownload di website: www.rekrutmen. kemendag.go.id).
10)Semua dokumen dimasukkan dalam map berwarna hijau bagi yang berpendidikan D3 dan map berwarna biru bagi yang berpendidikan S1 serta pada bagian depan map ditulis nama, jabatan, email, dan nomor telepon/handphone yang bisa dihubungi.
Walaupun sempet galau-galau dulu sebelumnya (mungkin akan saya ceritakan di post lain) tapi akhirnya saya melakukan pemberkasan juga saat itu. Jadi sekarang tinggal menunggu NIP keluar dan pengumuman kapan harus mulai diklat, prajab, dll sebelum kerja dan diangkat jadi PNS!



Solo, 31 Januari 2015
Hesti Nuraini


Pengalaman Tes PPS BRI

37 Comments »

Jauh hari sebelum sidang dan wisuda, saya sudah mendaftar seleksi PPS BRI di website. Bukan, bukan karena ingin, namun murni cuma karena iseng saja, saat itu bulan Maret 2014 kalau tidak salah. Waktu berlalu begitu saja... Hingga di suatu hari di bulan Oktober 2014, saya mendapat sebuah sms untuk melihat pengumuman jadwal seleksi PPS BRI di web. Kaget banget karena saya sudah tidak mengharapkan dapat panggilan darisana (saking lamanya sejak daftar). Tapi ya saya datang saja memenuhi undangan. Proses seleksi PPS BRI ini berlangsung lumayan cepat karena hanya berlangsung sekitar 1bulan. FYI, yang saya ikuti ini adalah seleksi PPS BRI Pusat, karena ada juga PPS BRI Wilayah yang diadakan di beberapa kota lain, dan semua tes yang saya ikuti ini berlangsung di Kantor BRI Bandung Jl. Asia Afrika. Berikut tahapan-tahapan tes-nya:

1. Registrasi Online di https://e-recruitment.bri.co.id/
Dalam website tersebut kita hanya perlu mengisi seluruh form, tidak ada file yang perlu diupload. Bahkan saat itu saya yang masih belum sidang pun bisa mendaftar (dan lolos seleksi administrasi). Program Pengembangan Staff (PPS) ini ada 3 macam, PPS Umum, PPS Audit, dan PPS IT. Saya memilih PPS Umum saat itu. Semua pengumuman seleksi nantinya akan diumumkan melalui  website BRI.
web rekrutmen BRI
2. Wawancara Awal
Wawancara awal ini berlangsung cukup singkat. Hanya terdiri dari 3 pertanyaan yang menurut saya cukup mudah, antara lain latar belakang keluarga, yang diketahui tentang BRI, dan motivasi mengikuti PPS BRI. Wawancaranya memang cukup singkat, tapi ngantrinya yang luamaaaa...

3. Psikotes, Tes Bahasa Inggris, Wawancara Psikolog.
Tidak sampai satu minggu sudah ada undangan untuk tes berikutnya. Tes tahap kedua ini yang cukup berat menurut saya, karena tesnya banyak dan hanya berlangsung satu hari dari pagi hingga malam. Pertama adalah psikotes, terdiri dari banyak sekali tipe tes,lebih lengkap daripada psikotes lainnya menurut saya. tes ini berlangsung dari jam 7pagi hingga sekitar pukul 1siang. Kebayang kan capeknya. Dan itu masih belum berakhir. 
Sekitar 2jam setelah itu akan langsung diumumkan siapa saja yang lolos dan bisa mengikuti tes bahasa inggris pada pukul 3sore. Tes bahasa inggrisnya adalah TOEIC yang berlangsung selama 2jam. Oiya, ada tes writing-nya juga walaupun hanya 500 kata. 
Dan setelah itu langsung lanjut lagi untuk wawancara psikolog. Kalau dapat giliran pertama sih ya beruntung jam5 udah bisa pulang. Tapi kalo apes dapet giliran terakhir sih ya sekitar jam 8-9malam baru selesai. Waktu itu urutannya berdasarkan abjad. Untungnya saya dapat giliran tengah-tengah, jadi sebelum jam7 sudah bisa pulang. Untuk wawancara sendiri berlangsung santai karena hanya seputar keluarga, kepribagian, kegiatan, dan prestasi kita selama sekolah.

4. Wawancara Akhir
Sekitar 2minggu dari tes terakhir baru ada pengumuman kelulusan untuk tahap selanjutnya. Sebelum masuk ke ruang wawancara, peserta tes akan diberikan 2 surat perjanjian untuk ditandatangani (jika bersedia). Surat pertama berisi mengenai pernyataan bahwa bersedia menyerahkan Ijazah Sarana Asli dan Transkrip Nilai Asli bila diterima dalam PPS, bersedia ditempatkan di seluruh unit kerja BRI (seluruh Indonesia), dan bersedia tidak menikah selama menjadi Trainee dan satu tahun berikutnya sejak diangkat sebagai pegawai tetap (jadi bersedia untuk tidak menikah selama 2 tahun). Sedangkan surat kedua isinya kurang lebih :
  • Apabila dinyatakan lulus tes wawancara akhir dalam rangka proses seleksi Program Pengembangan Staf (PPS) PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, saya bersedia mengikuti tes kesehatan yang diselenggarakan oleh pihak BRI.
  • Apabila dalam Tes Kesehatan tersebut saya dinyatakan lulus oleh pihak BRI, dan setelah itu saya mengundurkan diri dari seleksi PPS BRI, maka saya bersedia untuk membayar ganti rugi biaya tes kesehatan sebesar Rp 2.000.000,- kepada pihak BRI.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai surat perjanjian bisa dibaca disini.

Tidak seperti wawancara awal, pada wawancara akhir ini ada 2 orang pewawancara dan berlangsung cukup lama. Pertanyaan yang diajukan sangat luas dan bervariasi, mulai dari keluarga, kuliah, kepribadian, prestasi, tentang BRI dan perbankan, ekonomi, bahkan ada beberapa studi kasus yang diberikan untuk mengetahui bagaimana cara kita mengambil keputusan. Yang jelas semua pertanyaan harus kita jawab dengan jujur, sangat jujur bahkan kalau saya sarankan karena pewawancara sangat tahu banyak tentang kita, entah karena bisa membaca pikiran atau mungkin sudah gugling tentang kita. Saya punya pengalaman yang agak kurang menyenangkan dan sedikit menyeramkan saat wawancara ini.

5. Medical Check Up
Ternyata firasat saya saat wawancara memang benar, saya tidak lolos ke tahap terakhir yaitu medcheck. Padahal kalo sudah lolos ke tahap ini maka hampir bisa dipastikan diterima mengikuti PPS BRI.

Seperti itulah pengalaman saya mengikuti seleksi PPS BRI. Karena berlangsung sangat cepat maka saya sama sekali ga ada hard feeling saat gagal, jadi ya berlalu begitu saja hehe. Tapi semoga cerita saya bermanfaat ya buat temen-temen yang pengen ikut PPS BRI. Good Luck!



Solo, 31 Januari 2015
Hesti Nuraini

Pengalaman Tes BPS Pertamina

8 Comments »

Keinginan saya untuk mendaftar Pertamina sudah muncul sejak bulan April 2014. Saat itu jobair ITB dibuka pendaftaran untuk batch 1, namun karena waktu itu masih kuliah dan lagi sibuk-sibuknya TA, saya cuma ambil kode registrasi aja di jobfair dan lupa buat login di web. Baru setelah lulus, sekitar bulan September saya baru daftar lagi  untuk seleksi batch 2. Berikut tahapan seleksi BPS Pertamina berdasarkan pengalaman saya:

1. Registrasi online di http://recruitment.pertamina.com/
Sebenarnya ada 2 cara untuk registrasi online ini. Pertama register berdasarkan kode yang diperoleh dari jobfair. Kedua langsung membuat akun di web tersebut. Kedua cara tersebut memiliki periode waktu tertentu, jadi harus lihat infonya di web untuk tahu kapan dibukanya.

web rekrutmen pertamina
2. Melengkapi data aplikasi di web
Setelah masuk ke akun yang telah dibuat, maka akan terlihat petunjuk step-step yang harus dilakukan untuk memasukkan aplikasi, antara lain melengkapi data diri, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan dokumen-dokumen yang harus diupload seperti ijazah, transkrip, KTP, dan sertifikat TOEFL. Setelah semua data lengkap maka memilih posisi yang ingin dilamar, untuk fresh graduate S1 seperti saya yang dilamar adalah Bimbingan Profesi Sarjana (BPS). Jika aplikasi sudah masuk maka kita akan mendapatkan email konfirmasi. Setelah itu tinggal menunggu proses seleksi administrasi dan berdoa supaya segera memperoleh undangan untuk tes selanjutnya.

3. Psikotes
Tes pertama yang harus dilalui adalah Psikotes. Waktu itu saya memperoleh undangan tes pertama sekitar 2minggu setelah melakukan registrasi di web. Sedangkan teman saya yang daftar di jobfair hanya dalam waktu 3 hari sudah mendapat undangan tes. Jadi waktunya memang tidak pasti. Psikotes Pertamina juga tidak jauh beda dengan psikotes-psikotes lainnya. Jadi tak perlu takut dan tak perlu belajar, kerjakan saja sesuai dengan kepribadian kita. Oiya, saat tes pertama ini kita juga akan disuruh memilih Direktorat/Divisi apa yang kita ingikan di Pertamina. Namun pilihan kita ini tidak akan menentukan lolos tidaknya kita ke tahap selanjutnya, yang menentukan adalah hasil psikotesnya.

4. Tes Bahasa Inggris
Selang 5 hari kemudian saya mendapatkan undangan untuk mengikuti tahapan tes selanjutnya yaitu tes bahasa inggris. Tipe tes-nya adalah TOEIC (Test of English for International Communication). Terdiri dari 100 soal listening dan 100 soal structure. Nah, kalo tes yang ini perlu belajar, soalnya belum pernah tes TOEIC sebelumnya. Setidaknya pelajari tipe-tipe soal yang akan muncul supaya mengarjakannya bisa cepat karena waktu yang disediakan hanya 2 jam.

5. Wawancara User dan HR
Selang waktu dari tes bahasa inggris ke tahap wawancara sangatlah lama. Waktu itu saya sekitar satu bulan baru mendapat kabar. Teman  saya bahkan ada yang sampai 2 bulan baru dipanggil. Sudah bikin galau kanan-kiri nunggu pengumuman. Di tahap ini kita akan mengetahui di Direktorat apa kita akan ditempatkan nantinya. Saat tes awal saya memilih Marketing&Trading, namun saat wawancara saya dipanggil untuk Direktorat Refinery. Hal ini sudah biasa karena menyesuaikan dengan posisi yang teredia dan latar belakang pendidikan kita. Biasanya pewancaranya ada 2 atau 3 orang, yang salah satunya adalah staff HR dan yang lain adalah user yang akan menjadi atasan kita nantinya di posisi tersebut. Jadi selain memperhatikan attitude saat wawancara, kita juga harus mempelajari tentang Direktorat tersebut, terutama jobdesk yang berkaitan dengan jurusan pendidikan kita. Pokoknya semua hal-hal teknis harus kita kuasai saat wawancara. Nah, di tahap inilah terjadi kesalahan, entah kesalahan yang membagi posisi atau kesalahan saya sendiri, jadi ternyata saat itu untuk Refinery dibutuhkan lulusan Teknik Elektro khususnya instrumentasi. Saat wawancara berlangsung diketahuilah bahwa saya jurusan Teknik Telekomunikasi, ya walaupun masuknya Teknik Elektro. Walaupun wawancara saat itu berlangsung cukup lancar, namun saya sudah merasa bahwa saya tidak akan lolos untuk tahap selanjutnya. Dan ternyata benar, saya terhenti di tahap ini.

6. Tes Kesehatan (Medical Check Up)
Berdasarkan pengalaman teman saya, tes kesehatan Pertamina ini sangat berat (terutama untuk orang yang jarang olahraga). Jadi setelah tes wawancara sorenya akan langsung diumumkan apakah kita lolos ke tahap selanjutnya. Jika lolos, maka tes kesehatan akan langsung dilaaksanakan keesokan harinya. Tes kesehatan ini ada2 tahap, yaitu tes kesehatan di laboratorium yang sangat lengkap dari ujung kepala ke ujung kaki, dan satunya adalah tes kebugaran berupa lari keliling lapangan sejauh 1.6km atau bisa juga lari treadmil.

7. Wawancara Akhir
Jika lolos tes kesehatan, maka sekitar satu bulan setelahnya baru ada pengumuman untuk tahap terakhir yaitu wawancara BOD. Tahap ini adalah tahap penentu apakah kita akan diterima di Pertamina atau tidak.
"Surat Cinta dari Mpok Minah" kalo kata kaskusers hahaha :p


Jadi itulah pengalaman saya tes seleksi BPS Pertamina. Ya walaupun belum jodoh, tapi pengalaman ini benar-benar berharga buat saya.Semoga bermanfaat ya infonya buat yang pengen masuk Pertamina!



Solo, 31 Januari 2015
Hesti Nuraini

Sebuah Resolusi di Tahun 2015

No Comments »


Banyak orang yang menandai tahun baru dengan semangat baru. Tak sedikit pula yang menuliskan resolusi alih-alih menginginkan supaya harapan-harapan mereka dapat tercapai di tahun yang baru. Saya sendiri adalah orang yang tak pernah absen menuliskan daftar resolusi tiap tahunnya. Target yang ingin diraih selalu saya tuliskan poin tiap poin-nya. Dengan begitu saya selalu punya parameter keberhasilan sebagai pemicu semangat diri sepanjang tahun.
Untuk tahun 2015 saya masih belum (sempat mikir) membuat resolusi secara rinci target apa saja yang ingin diraih. Mungkin baru akan saya pikirkan beberapa hari ke depan. Namun ada satu poin besar yang saya garis bawahi untuk bisa saya laksanakan tahun ini (dan tahun-tahun selanjutnya), yaitu: Diam.
Ya, saya ingin lebih banyak diam di waktu yang akan datang. Diam dalam artian yang positif ya tentu saja. Yang saya maksud dengan diam adalah mengurangi dan kalau bisa menghilangkan berbicara yang tidak ada manfaatnya atau hanya akan menyakiti orang lain, riya’, ghibah, dan perkataan lain yang banyak mudharatnya.
Sebenarnya dalam 2-3 bulan terakhir saya sudah mulai melakukannya antara lain dengan cara mengurangi “berkicau” di social media. Setelah saya sadari ternyata ngepost di socmed itu kadang kebanyakan mudharatnya. Misalnya:
1. Ngepath untuk pamer lagi makan apa, liburan dimana, dan yang paling ngeselin adalah post selfi full-face muka sendiri, maksudnya apa? Mau pamer kecantikan diri yang tidak seberapa?
2. Ngetwit untuk ngomentarin suatu kejadian, nyindir orang, nyinyirin pemerintahan, atau cuma buat mengeluh.
3. Share berita negatif di FB, bahkan beberapa sampai menjurus ke fitnah dengan sumber berita yang kurang terpercaya.
4. Instagram poinnya hampir sama dengan poin 1.

Tentu saja tidak semua hal yang dipost di socmed itu mudharat ya. Banyak juga hal positif dan informasi-informasi penting yang bagus untuk diberitahukan untuk khalayak ramai. Seputar berita, info terkini, opini tentang isu yang sedang berkembang, atau event yang sedang berlangsung misalnya. Saya juga suka kok kalau ada temen yang ngeshare lagi makan apa dimana. Sangat informatif buat nambah wawasan kita tempat makan baru yang patut untuk dicoba. Tapi ya tau kan ya gimana bedanya antara informatif dan pamer? Dari caption aja pasti udah kebaca ;)
Tidak hanya post, komentar dalam suatu post pun juga patut untuk dikurangi. Saya berusaha untuk ga lagi komen nyampah di post temen, ga komen gosip, ataupun komen yang menyulut api. Haha tapi kalo saya sampe komen yang agak pedes ya itu perarti emang post-nya aja yang emang keterlaluan. Tapi insyaallah akan terus dikurangi kok emosi ini biar ga komen maupun ngepost hal negatif. Mending share info bermanfaat di blog post.
Hal ini juga tentu saja harus diterapkan dalam real-life ya! Ngegosip sama temen boleh, tapi jangan ngomongin orang lain, ngomongin tentang diri yang bersangkutan saja haha. Banyakin share ilmu daripada share gosip, baik artis maupun orang yang dikenal. Jangan ngomongin teman kuliah, rekan kerja, apalagi tetangga ya. Astaghfirullah. Lebih baik diam, banyak mendengar, dan perhatikan lingkungan sekitar untuk diambil hikmahnya.

Kalau kata Sherina Munaf sih, "Work for a cause, not for applause. Live life to express, not to impress".

Kalau kata mas Bryan Barcelona, "Kata-kata yang sengaja ditahan agar tidak terucap—karena takut menyakiti orang lain, kadang lebih memukau dibanding apapun. Kalahkan ego".

Dan kalau kata hadist “Sesungguhnya Rasulullah bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam” (HR. Bukhari Muslim)


Selamat Tahun Baru 2015!
Semoga semua yang bikin resolusi terpenuhi semua di akhir tahun.
Dan yang ga bikin resolusi semoga dikabulkan segala harapannya.
Aamiin.



*sumber gambar: LINE sticker.


Best regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology
+6285 647 332 442

Sent from Gmail