Archive for February 2014

#3tahunMBWG2010

No Comments »


That is my team, super team: Marching Band Waditra Ganesha 2010.
I'm totally proud could be a part of you, even just for a while.
Eventhough I do not join the team anymore and I do not exercise and I don't even join a single competition and I forget how to play bells or mellos, I still keep the spirit of togetherness in my mind and heart.
Thank you for teaching me what hardwork and teamwork are.
Thank you for the tiredness but great experiences.
I miss you all :*

In each note we speak, 
on every beat we brathe.
With harmony we gather,
for music we'll do this together.

26 Februari 2011 - 26 Februari 2014 #3tahunMBWG2010


ps: there are 2 ET students in this team, one is chosen as MBWG Chairman 2013/2014 (Rahadian Farizi a.k.a Mbe) and another is inactive member (me) ^^,


Bandung, 26 Februari 2014
Hesti Nuraini

Terima Kasih, Pak Benny Subianto!

No Comments »

Setelah hampir 4 tahun kuliah di ITB, akhirnya saya tahu jug siapa tokoh utama yang paling utama dan terutama yang bikin saya bisa kuliah di kampus ini. Mungkin yang teman-teman ketahui, saya mendapat beasiswa dari BIUS alias Beasiswa ITB Untuk Semua yang dikomando oleh Ibu Betty Alisjahbana. Namun sebenarnya BIUS ini adalah beasiswa yang sumber dana nya berasal dari donatur baik perusahaan maupun perorangan. Sejak TPB beberapa teman saya diberitahu oleh pihak BIUS beasiswa mereka berasal dari siapa. Misalnya dari Bank Mandiri, PT. Medco, dan beberapa perusahaan lain, dan biasanya tiap tahun ada pertemuan antara anak beasiswa dengan donatur sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban. Namun saya (dan beberapa teman lain) tidak pernah masuk dalam list tersebut. Kami sempat berpikir ah mungkin sumber beasiswa kami berasal dari donatur perorangan yang dananya retail jadi banyak sumbernya. Sampai suatu sore sebuah sms undangan pertemuan donatur dengan daftar nama itu datang yang akhirnya mengungkap tokoh utama tersebut. Beliau adalah Bp. Ir. Benny Subianto, yang namanya terukir sebagai nama Labtek V di ITB.

Gedung Benny Subianto Labtek V ITB
Hari yang ditunggu itu pun akhirnya tiba. Namun sangat disayangkan ternyata pak Benny berhalangan hadir. Beliau digantikan oleh perwakilan dari Benny Subianto Foundation. Pertemuan itu diisi dengan perkenalan dari penerima beasiswa angkatan 2009 hingga 2013, kemudian dilanjutkan dengan sedikit cerita mengenai Pak Benny. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat low profile dan tertutup pada media walaupun sudah sangat sukses. Oiya satu hal yang sangat menarik adalah: Pak Benny ini sebenarnya hanya memiliki nama Subianto. Nama ‘Benny’ berasal dari nama panggilan oleh teman-teman SMA-nya dulu dan terus terbawa sampai kuliah dan bekerja. Hingga saat sukses pun nama Benny itu terus melekat dalam diri beliau sampai saat ini. Entah memang hanya kebetulan atau apa ini sama banget kan sama saya yang punya nama panggilan ‘Benny’ juga di SMA huehehe semoga kesuksesannya nanti juga ga jauh beda deh. Amin :D

Setelah lulus dari ITB, beliau memulai karir sebagai seorang salesman di Astra International hingga mencapai posisi Presiden Direktur dalam beberapa tahun. Beliau kemudian mendirikan perusahaannya sendiri dan juga memegang saham di beberapa perusahaan energi dan beberapa sektor lainnya. Walaupun sudah berada dalam jajaran konglomerat Indonesia tapi beliau masih giat bekerja, alasan beliau, “Semakin banyak yang bisa kita peroleh, maka akan semakin banyak pula yang bisa bagi ke orang lain.”

ini dia Pak Benny!
Di akhir pertemuan itu Pak Irwan menyampaikan pesan yang dititipkan oleh Pak Benny, pesannya hanya dua kata, yaitu: JUJUR dan RAJIN. Kata beliau jika 2 hal itu dapat kita pegang sepanjang hidup kita, maka kesuksesan dapat kita raih. Kami juga akan diagendakan untuk bertemu Pak Benny secara langsung di Jakarta walaupun waktunya masih belum pasti namun akan diusahakan secepatnya. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama di Tugu Sukarno ITB.


Terima Kasih, Pak Benny!
Salam, Benny :)


Bandung, 24 Januari 2014
Hesti Nuraini

Seberapa besar lingkungan sekolah mempengaruhi hidupmu?

No Comments »

"‏@kariin91: Sekolah bagus itu bukan untuk beli fasilitas, tapi beli lingkungan yang ambisius, kondusif, dan fokus belajar :)  "
Twit tersebut muncul di timeline karena diretweet oleh salah seorang teman. Dan saya setuju 100% dengan pernyataan tersebut.

Saya jadi kangen temen-temen SMA saya. Temen-temen yang selama tiga tahun berturut-turut selalu sekelas. Kumpulan orang-orang hebat yang punya asa tinggi untuk meraih mimpi. Orang-orang yang tanpa saya sadari berperan penting dalam kelanjutan hidup saya.

Jujur saja, saya bersekolah di SMP yang tidak termasuk jajaran SMP terbaik di kota, yah walaupun gabisa dibilang SMP saya jelek juga sih (tetep haha!). Dan perubahan besar terjadi saat masuk SMA. Karena prestasi yang lumayan baik dan banyak keberuntungan, saya bisa masuk ke SMA (yang katanya) terbaik di kota dan di kelas (yang juga katanya) unggulan. Saat itu saya baru merasakan benar bagaimana rasanya belajar. Yah, saat SMP saya bisa dengan cukup mudah meraih peringkat pertama di kelas maupun di sekolah tanpa benar-benar merasakan usaha keras.

Persaingan dan perolehan nilai di SMA dan SMP saya dulu sangat amat jauh berbeda. Di SMP dulu hawanya males-malesan, santai dan ga peduli, walaupun temen-temen di SMA hobi main juga, tapi ga pernah main-main kalo udah mau ujian. Hmmm materi, tingkat kesulitan soal dan standar nilai juga beda jauh sih. Bagai langit dan bumi sehingga cukup membuat saya pontang panting belajar keras untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman lain. 

Iklim di kelas tersebut membuat saya merasa ga pernah mau ketinggalan dari temen-temen lain, ga mau kalah dari temen-temen saya yang berasal dari SMP favorit. Bukan karena gengsi atau apa, tapi karena mereka semua yang menciptakan iklim itu sendiri. Karena mereka secara otomatis menjadi teladan bagi saya dan membantu saya mengubah pola pikir ini menjadi lebih luas mempunyai mimpi yang ga kalah tinggi sama mereka.

Saya awalnya cuma pengen nerusin kuliah kedokteran di universitas negeri terbaik di kota itu saja biar ga usah jauh-jauh dan nurutin kemauan orang tua, tapi temen-temen saya di kelas itulah yang membuka wawasan saya. Mereka bilang mereka melihat kemampuan eksak saya lebih baik dari hafalan, sayang katanya kalau kuliah kedokteran (walaupun memang awalnya saya yang bilang saya kurang berminat sama kedokteran sih). Mereka kemudian menyarankan "Kenapa kamu ga lanjut kuliah di ITB aja, Ben? Teknik nya paling bagus di Indonesia. Arsitektur cocok tuh sama kamu!" Begitu kata salah seorang teman setelah melihat hasil tugas menggambar komposisi dan perspektif di pelajaran seni rupa, yang kemudian ditimpali dengan dukungan positif dari teman-teman lain. Saya yang awalnya cuma pengen yang terbaik di kota, mereka menyarankan untuk meraih yang terbaik di Indonesia. 

Hal tersebut sudah cukup menjadi bukti bahwa bersekolah di sekolah yang bagus itu penting, bahkan it's a must! Temen-temen saya yang berasal dari SMP unggulan sudah terlebih dahulu punya lingkungan ambisius dengan pencapaian tinggi. Dan di SMA tersebut, mereka menularkan semangat itu, mereka turut membantu membentuk karakter saya untuk selalu menginginkan hal yang terbaik pula. Sungguh saya sangat bersyukur bisa bersekolah disana dan mempunyai teman-teman hebat seperti mereka.

Andai semua sekolah mempunyai lingkungan belajar dan pergaulan yang seperti itu, andai semua anak mempunyai teman-teman yang sangat visioner seperti mereka, pastilah pendidikan di negeri ini akan sangat jauh lebih baik. APBN 20% untuk pendidikan ga akan sia-sia.

Sekarang beberapa teman SMA saya sudah mendapat gelar sarjana, beberapa lainnya sudah merencanakan untuk melanjutkan kuliah keluar negri, ada juga yang sudah memiliki prospek untuk bekerja di tempat yang bagus saat lulus nanti, setelah mendapatkan yang terbaik di Indonesia tentu saja mereka pasti pengen yang terbaik di dunia. Ah... saya kangen! Sepertinya saat ini saya butuh suntikan semangat dan motivasi lagi dari mereka :')

I miss you, sebia :*


Bandung, 20 Februari 2014
Hesti Nuraini

Selamat Sarjana, Sebia UI !

No Comments »

*mukanya ga ada yang bener *emang sengaja :p

Ini dia ketiga wisudawan sebia yang berhasil jadi sarjana dari Universitas Indonesia, 8 Februari 2014 lalu. Selamat untuk Jayu, Ghoza, Angga, yang jadi sarjana pertama dari sebia! Kalian beruntung bisa masuk blog aku ya hahaha :p 

Oke mulai dari yang paling kiri ya (yang ndingkluk) itu namanya Jayu Pramudya, SE. Jayu ini memang udah ga diraguin lagi kehebatannya sejak SMA. Anak olim, anak debat, anak MPK, dll deh pokoknya prestasinya segudang, jadi ga kaget sih waktu denger kalau Jayu dapet IPK tertinggi lulusan FEUI *applause* tapi yang bikin wah adalah Jayu sekarang kurusan dan jauh lebih putih bersinar dari jaman SMA dulu. *Jay, bagi tips-nya dong :')

Lanjut yang tengah adalah Mr. Ghozali Suprobo, ST. Anak satu ini juga pinter luar biasa. Walaupun kelakuannya suka seenaknya sendiri, dan kemprohnya ga ilang sampai jadi serjana. Sebenernya Ghoza ini dulunya se-geng sama saya dan liyak disuruh temen-temen masuk ITB juga, tapi malah dia masuk UI dan jadi gemilang gitu, udah ke Jepang segala, dan lulus 3.5 tahun. Teknik loh! Iri huhuhu....

Dan yang terakhir (yang agak CINA) adalah Muhammad Erlangga, SE. Siapa yang nyangka lulusan FEUI yang denger-denger cumlaude ini dulunya hobinya dibully sejak SMP SMA. Emang ya doa orang teraniaya itu mujarab banget. Buktinya ya Angga ini. Lulusan FEUI, cumlaude, kerja tinggal nerusin perusahaan keluarga, punya pacar cantik pula, terharu banget deh :') maaf ya dulu aku sering ikutan ngebully.

Selamat pokoknya buat kalian bertiga. Bangga banget punya temen hebat-hebat gini. Doakan aku segera menyusul kesuksesan kalian, kawan! Datang juga ya ke wisudaan ITB :3 Dijamin lebih seru daripada wisudaan UI! *tetep gamau kalah :p



Foto bareng dulu, siapa tau kesuksesannya nular.

Harusnya ada foto yg lebih lengkap tapi di kamera wirda

WPT tetep eksis (minus nuri as usual) :p

Depok, 8 Februari 2014
Hesti Nuraini

Hello February!

No Comments »

February comes,
All radio stations play and talk about love songs along the day,
Meanwhile your partner isn't a romantic-type at all.


Bandung, February 6, 2014.

Best Regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology
+6285 647 332 442
Sent from Yahoo! Mail on Android

Tempat Nyaman Untuk Belajar

No Comments »

Beberapa dari Kita seringkali sulit dapat berkonsentrasi dalam belajar karena terlalu banyaknya distraksi yang mengalihkan perhatian Kita dari tujuan utama (belajar). Kondisi lingkungan tempat belajar adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi fokus atau tidaknya belajar Kita. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan supaya Kita dapat fokus dan nyaman dalam belajar...

1. Carilah tempat yang berangin. 
Udara yang sejuk bisa menyegarkan otak Kita dan membuat Kita rileks dalam belajar. Eits, namun jangan terbuai dengan angin yang sepoi-sepoi dan malah jadi ketiduran yaa. Balkon kamar, teras, atau ruang kosong di lantai atas rumah bisa jadi alternatif.

2. Usahakan tempat tersebut sepi. 
Dengan suasana sunyi, Kita dapat lebih mudah fokus kepada hal yang ingin Kita pelajari. Suara angin atau kicauan pohon juga baik untuk membuat Kita rileks. Namun, untuk kalian yang terbiasa mendengar musik saat belajar, alunan musik klasik atau instrumental bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengiringi belajar.

3. Cahaya dan penerangan yang cukup. 
Tempat yang gelap tentu saja tidak baik untuk kesehatan mata, tempat yang remang-remang juga biasanya membuat ngantuk. Usahakan tempat tersebut memiliki jendela supaya mendapat penerangan yang cukup, atau jika malam hari pastikan terdapat lampu yang cukup terang nyalanya.

4. Pemandangan yang luas (dan indah). 
Salah satu kelebihan lain terdapatnya jendela di tempat belajar adalah Kita bisa melihat pemandangan di luar sehingga pandangan mata kita menjadi luas dan dapat menyegarkan pikiran. Usahakan jangan belajar menghadap tembok, nanti bisa buntu otaknya hehe. Namun jangan pula terpukau dengan pemandangan sampai lupa untuk belajar.

5. Jauhkan diri dari kasur, bantal, guling, selimut, dll. 
Barang-barang tersebut akan sangat mudah membuat Kita mengantuk. Sebisa mungkin untuk tidak belajar di kamar, jikalau harus di kamar, posisikan diri duduk di depan meja belajar menghadap ke jendela.

6. Jauhkan diri dari koneksi internet. 
Matikan koneksi internet di hp atau simpan dulu hp nya di lemari. Jika sedang belajar di laptop dan membutuhkan internet untuk referensi, jangan membuka tab sosial media atau games yang tidak ada hubungannya dengan materi yang akan Kita pelajari. Percayalah, pada jaman sekarang ini internet merupakan distraksi terbesar dalam belajar.

7. Kuatkan niat dan jangan lupa berdoa. 
Mau sekuat apapun distraksinya, jika sudah benar-benar diniatkan untuk belajar tentu hati ini tak akan goyah hahaha. Dan yang paling penting adalah berdoa, supaya hati tenang dan dapat mencerna apa yang dipelajari dengan mudah. Niatkan belajar untuk ibadah dan mencari ridho Allah!


Selamat Belajar!




Bandung, 1 Februari 2014

Best Regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology
+6285 647 332 442
Sent from Yahoo! Mail on Android