Setelah hampir 4 tahun kuliah di ITB, akhirnya saya tahu jug
siapa tokoh utama yang paling utama dan terutama yang bikin saya bisa kuliah di
kampus ini. Mungkin yang teman-teman ketahui, saya mendapat beasiswa dari BIUS alias
Beasiswa ITB Untuk Semua yang dikomando oleh Ibu Betty Alisjahbana. Namun
sebenarnya BIUS ini adalah beasiswa yang sumber dana nya berasal dari donatur
baik perusahaan maupun perorangan. Sejak TPB beberapa teman saya diberitahu
oleh pihak BIUS beasiswa mereka berasal dari siapa. Misalnya dari Bank Mandiri,
PT. Medco, dan beberapa perusahaan lain, dan biasanya tiap tahun ada pertemuan
antara anak beasiswa dengan donatur sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban. Namun saya (dan beberapa teman lain) tidak pernah masuk
dalam list tersebut. Kami sempat berpikir ah mungkin sumber beasiswa kami
berasal dari donatur perorangan yang dananya retail jadi banyak sumbernya. Sampai suatu sore sebuah sms undangan pertemuan donatur dengan daftar nama
itu datang yang akhirnya mengungkap tokoh utama tersebut. Beliau adalah Bp. Ir.
Benny Subianto, yang namanya terukir sebagai nama Labtek V di ITB.
Gedung Benny Subianto Labtek V ITB |
Setelah lulus dari ITB, beliau memulai karir sebagai seorang
salesman di Astra International hingga mencapai posisi Presiden Direktur dalam
beberapa tahun. Beliau kemudian mendirikan perusahaannya sendiri dan juga memegang saham di beberapa perusahaan energi dan
beberapa sektor lainnya. Walaupun sudah berada dalam jajaran konglomerat
Indonesia tapi beliau masih giat bekerja, alasan beliau, “Semakin banyak yang
bisa kita peroleh, maka akan semakin banyak pula yang bisa bagi ke orang lain.”
ini dia Pak Benny! |
Di akhir pertemuan itu Pak Irwan menyampaikan pesan yang
dititipkan oleh Pak Benny, pesannya hanya dua kata, yaitu: JUJUR dan RAJIN.
Kata beliau jika 2 hal itu dapat kita pegang sepanjang hidup kita, maka
kesuksesan dapat kita raih. Kami juga akan diagendakan untuk bertemu Pak Benny
secara langsung di Jakarta walaupun waktunya masih belum pasti namun akan
diusahakan secepatnya. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama di Tugu
Sukarno ITB.