Manajemen
kok masuk Teknik sih?
Tau
nggak sih temen-temen kalo sekarang ada jurusan baru di Fakultas Teknologi
Industri ITB? Namanya Manajemen Rekayasa
Industri, disingkat MRI. Kedengarannya keren ya namanya? Dan ternyata nggak
cuma namanya aja lho yang keren, ternyata jurusan ini juga mempunyai daya tarik
yang ga kalah dari jurusan-jurusan lain di ITB.
Jadi
MRI ini adalah program studi pecahan dari Teknik Industri yang baru didirikan
di ITB pada tahun 2009 yang lalu. Mungkin banyak dari teman-teman yang
bertanya-tanya mengapa namanya manajemen tapi masuknya fakultas teknik. Ya,
jurusan ini dinamakan Manajemen Rekayasa Industri atau Engineering Managemen
karena disini kita mengkombinasikan keahlian manajemen kita dengan dasar
pengetahuan engineering untuk memimpin suatu team yang berisi para expert dalam
mengerjakan persoalan-persoalan teknis. Ilmu manajemen jadi jembatan antara
kemampuan engineering dengan tujuan yang ingin dicapai. Program studi
ini menggabungkan berbagai macam disiplin ilmu sebagai modal keilmuannya dan
menggunakannya untuk menghasilkan innovasi pada suatu produk maupun sistem.
Trus
apa bedanya dong sama jurusan Teknologi Industri? MRI memang terhitung masih
satu rumpun dengan Teknik Industri, bedanya, jika TI lebih mempelajari
efektifitas dan efisiensi, MRI lebih cenderung ke inovasi. Misalnya
suatu perusahaan butuh inovasi biar ga mati karena adanya kemajuan teknologi
nah ini tugasnya MRI buat inovasi tersebut, kemudian jika inovasi tersebut
berhasil, proses lebih lanjut bagaimana inovasi itu berjalan itu baru
tugasnya TI.
Dasar
dari MRI adalah bidang sains, matematika, dan prinsip-prinsip teknik, dan juga
menjangkau ke daerah manajerial, lulusan MRI dapat merancang, membangun,
mengoperasikan, mengoptimalkan, dan terus meningkatkan sebuah perusahaan
teknologi, publik atau swasta. Singkatnya lulusan MRI harus menjadi enterprise
engineers doing managerial engineering work. Lulusan MRI banyak diperlukan di
perusahaan apalagi perusahaan yang basisnya inovasi, semacam Microsoft
atau Apple. Kemudian untuk peluang perusahaan hampir semua perusahaan industri
membutuhkan inovasi untuk bertahan di siklus zaman, disitulah Engineering
Manager dibutuhkan sebagai HRD atau project leader, dan sebagainya di
perusahaan manufaktur, oil and gas, maupun di perbankan. Kalo pun berencana membangun
bisnis sendiri, setelah lulus juga nggak akan keluar jalur
jauh-jauh karena di MRI kita dibekali ilmu membangun dan merencanakan proyek
sesuai dengan jiwa-jiwa yang dinamis dan ingin menguasai industri sendiri.
Jadi
kalau kamu merasa jago matematika, fisika , IT and semua hal yang
berbau teknologi, suka dengan hal yang berbau uang, tertarik dengan Leadership
and Management, dan nggak suka sama hal-hal yang rutin, mungkin kamu akan
sangat cocok untuk masuk jurusan ini.
“Awalnya gue sih
tertarik sama MRI gara-gara itu jurusan yang baru dibuka, Cuma main insting aja
sih dulu jadi milih itu. Tapi ternyata setelah mempelajari ilmu di dalamnya gue
jadi seneng banget soalnya belajarnya lebih terfokus gitu tentang perencanaan
sekaligus inovasi-inovasi, gimana caranya ngerencanain suatu produk baru atau
mengembangkan produk yang sudah ada, nggak kayak TI yang semua-muanya butuh
dipelajari sampe harus belajar pemrograman juga yang notabene gue nggak suka
banget. Semua pelajaran di MRI gue enjoy kok, tapi yang paling gue suka tuh
mata kuliah perancangan dan pengembangan produk. Trus kalo lulus ntar gue
pengennya sih wirausaha aja, soalnya ilmu-ilmu yang gue dapet di MRI mendukung
banget buat jadi wirausahawan.” – Faradiani MRI’09
“Gue milih MRI
karena ilmunya lagi emerging banget di luar negri walaupun di Indonesia baru
petama dibuka ya di ITB ini. Dan banyak profesi-profesi sekarang yang diramalkan akan outdated jadi
masuk MRI itu kayak mempersiapkan untuk profesi yang baru akan lahi di masa
depan. Semua pelajaran yang berhubungan sama pengembangan organisasi gue suka
banget tuh. Trus kalo lulus kerja dimana mah tentatif banget, agak sempit kalo
dikotak-kotakin jurusan. Tapi yang pasti lulusan MRI siap untuk kerja di bagian
top management karena kita diajarin untuk ngeliat semuanya sebagai sistem. Kalo
gue sendiri sih belum kebayang mau kerja dimana, yang pasti pengennya kerja di
perusahaan Indonesia.” – Lionita MRI’09
“Saya memilih
untuk masuk jurusan ini karena MRI sangat sesuai dengan passion saya, dengan
tagline utama “inovation, entrepreneurship, project marketing, finance dan
marketing” yang saya sangat tertarik dengan itu semua. Apalagi setelah melihat
kurikulumnya, hampir tidak ada mata kuliah fisika, hehehe... Mengenai jurusan
baru, saya punya harapan tinggi dari MRI yang memberi keilmuan tentang inovasi.
MRI adalah masa depan, karena ke depannya engineering manager akan terus
melakukan inovasi-inovasi yang baru di sistem dan produk teknologi. Hampir
semua pelajaran saya suka kecuali yang berbau-bau fisika, karena beberapa mata
kuliah menuntut kita memiliki logika dan analisis yang bagus, seperti
Statistika, Estimasi Biaya, Ekonomi Industri, semuanya menarik. Setelah lulus
saya ingin melanjutkan S2 sekaligus start up bisnis atau mungkin kerja di perusahaan.
Yang jelas ke depan ingin menjadi konsultan.” – Fajar WP, MRI’10
Oleh: Hesti Nuraini
Ditulis untuk Majalah Halo Ganesha edisi Februari 2012
Assalamu'alaikum, wah makasih banyak review nyaaa.. jadi tambah terbuka nih untuk memilih jurusan yg tepat
ReplyDeleteWah lulus nanti mau masuk MRI lah , jadi makin yakin
ReplyDeleteMakasih banyakkkkkkkk :)
ReplyDeleteAssalamualaikumm, makasih ka' dan mohon doanya.......
ReplyDeleteKak, mri belajar it nya dalam gak sih?
ReplyDeleteKak, mri belajar it nya dalam gak sih?
ReplyDeletekak mri banyak belajar gamtek gak kak?
ReplyDeleteBelajar banget gamtek wkwkwk
DeleteGamteknya mendesign apa kak contohnya?
Delete