Archive for December 2013

Zi, kami semua menyayangimu.

No Comments »

The only truly painful goodbyes are the ones that are never said and never explained. -Katerina Klemer.

Hari Rabu petang di tanggal yang kata orang cantik, 11-12-13, sebuah telepon dari seorang kawan membuat hari itu terasa kelam. Suaranya di telepon dengan latar belakang suara adzan maghrib yang sedang berkumandang terasa sangat menyesakkan hati. Sebuah kabar duka yang sama sekali tak pernah terbersit di pikiran.

Saat itu juga setelah sholat maghrib, aku dan teman-teman langsung menuju Jatinangor. Dua jam perjalanan tak terasa, sesampainya di rumah sakit seorang kawan yang lain mengajak kami ke ruangan itu. Disana kami dihadapkan pada kenyataan, dengan mata kepala sendiri kami melihat ia telah terbaring dengan tenang. Tersungging senyum di wajahnya. Kaki ini bergetar, sebisa mungkin membendung air mata, saat melihatnya untuk terakhir kalinya, meyakinkan diri sendiri bahwa ini semua hanya mimpi dan nanti ia akan terbangun kembali. Namun apa yang terlihat disana menampar kami bahwa ini nyata.

Aku terduduk lemas di ruang tunggu. Air mata tak mau berhenti mengalir, entah rasanya terlalu sesak. Menyesal mungkin kata yang tepat. Menyesal mengapa terkadang aku lebih mementingkan hal-hal lain daripada sekedar menemaninya di kosan. Menyesal mengapa aku tak meluangkan waktu untuk jalan-jalan ke mall dengannya. Menyesal mengapa aku sempat pulang terlalu larut padahal ia sudah menunggu di kosan. Menyesal mengapa aku tak memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya selagi masih ada waktu bersamanya. Menyesal mengapa aku belum bisa menjadi teman yang baik. Ya Allah, maafkan aku.

Mengingatmu... Hari Jumat pekan sebelumnya, adalah pertemuan terakhir kita. Saat itu kamu menginap di kosanku seperti biasa. Aku ingat betul, saat itu pukul 9 pagi di depan pintu kosanku, kamu mengantarku ke depan karena aku akan berangkat ke kampus, sedangkan kamu masih tinggal di kamarku untuk menyelesaikan revisi laporan KP-mu yang harus dikumpulkan sebelum sholat Jumat. Ya, siapa yang sangka momen itu adalah pertemuan terakhir kita, untuk selama-lamanya. Siangnya saat kamu ingin mengantar kunci kosanku malah aku sudah tidak di kampus, aku menolak permintaan bertemu denganmu dan justru memintamu menitipkan kuncinya ke teman yang lain. Kalau saja aku tau... ah kalau saja! Siangnya aku menelepon untuk menanyakan keberadaanmu. Namun ternyata kamu sudah di Jatinangor. Dan kalimat terakhir yang kau sampaikan saat itu, "Makasih ya, Benny!" dengan nada suara kecilmu yang seperti biasa. Suaramu yang terakhir kali kudengar.

Di Hari Sabtu kami mengadakan doa bersama dikampus, disana Amin memberikan sesuatu, titipan dari Zi. Katanya itu adalah kado ulang tahun yang Zi siapkan untukku namun belum bisa disampaikan. Ya Allah, padahal di ulang tahunnya saja aku tidak sempat untuk sekedar beli kado. Rasanya sungguh bersalah :'(

Celengan yang bisa nyala warna-warni dari Zi buat Benny
Tapi ini semua adalah kenyataan yang harus dihadapi. Bukan hanya aku, puluhan bahkan ratusan teman-teman dan kerabat pasti sedih akan kepergian Zi yang sangat mendadak ini. Tapi kami harus mengikhlaskannya. Allah lebih menyayangi Zi. Zi orang baik dan layak mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya. Kami semua menyayangi Zi dan tidak akan melupakan segala kebaikannya.

Kemarin kami keluarga Wika bersama-sama mengunjungi makam Zi di Salatiga. Berziarah, berdoa, dan sekedar melepas rindu akan kehadirannya di tengah-tengah kami. Kami juga bersilaturahmi ke rumah ayah dan ibu Zi. Sungguh Zi sangat beruntung memiliki ibu yang sangat luar biasa kuat. Semoga silaturahmi ini akan terus terjaga dengan baik.

Makam Zi di Salatiga
Tepat tiga minggu sudah berlalu... Ya Allah, ampunkanlah segala kesalahan Zi, tempatkan Zi di tempat terbaikmu. Semoga kami semua disini dapat mengambil hikmah dari ini semua bahwa kematian itu sungguh dekat, agar kami selalu ingat dan bertaqwa kepadaMU. 

Zi, kami semua menyayangimu. 
Selamat jalan, selamat berbahagia disana, Zwastika Tyas Akhsani Wirastuti.

Teman serumah kontrakan Bonbitra.
Semoga bisa serumah lagi di surga nanti. Amin.


Solo, 31 Desember 2013
Hesti Nuraini

Becoming Adult

No Comments »

Do you know what does becoming adult mean? It means there's less and less to smile about. So, we have to smile more, even we need to force. - Aditya Gianto, kru 17.

:)


Solo, 26 Desember 2013.

Best Regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology
+6285 647 332 442
Sent from Yahoo! Mail on Android

Main Yuk ke Kebun Binatang Sebelah ITB!

No Comments »

"Kalo pas TPB main ke kebun binatang sebelah, nanti ga lulus TPB-nya loh!"
Begitulah mitos yang sudah menyebar di kalangan anak tingkat 1 atau Tahap Persiapan Bersama (TPB) ITB. Sebenernya saya ga percaya sama mitos begituan, tapi karena ga ada temen yang ngajak dan mau diajak kesana yaudah ga pernah kepikiran buat main kesana. Sampai akhirnya hari Minggu lalu diajak kesana sama partner yang memang penyayang binatang :D

Kebun Binatang Bandung terletak tepat di sebelah kampus kami, institut (yang katanya) terbaik bangsa. Tapi saya jamin pasti bisa dihitung dengan kalkulator dagang, jumlah mahasiswa kampus saya yang pernah berkunjung kesana. Padahal, siapa yang sangka bahwa di sebelah kampus yang sibuk itu terdapat tempat sedamai ini...

Tempat Orang Utan. Lokasinya tepat di pinggir Jl. Tamansari sebelah ITB
Tiket masuk ke Kebun Binatang Bandung (KBB) adalah 20.000 ribu rupiah saat weekend, tergolong mahal jika dibandingkan dengan Ragunan di Jakarta yang hanya 4000 rupiah. Hal ini dikarenakan tidak ada dana subsidi dari pemerintah seperti di Ragunan.Awalnya saya tidak berekspektasi terlalu tinggi dengan kebun binatang ini, mengingat lokasinya yang di tengah kota dan sepertinya tidak terlalu luas. Namun ternyata dugaan saya salah! KBB cukup luas dan menyenangkan kok, banyak yang piknik nggelar kloso juga disana.Koleksi binatangnya juga cukup lengkap. Yang paling berkesan tentu saja Si Grizzly Bear alias Beruang Alaska -super besar kesayangan Putu- yang di Ragunan aja ga ada.



Ada juga beruang madu yang manjat pohon...
"Halo Ber, kamu ngapain di atas sana? Ikutan dong!"


Tidak hanya lengkap, tapi beberapa binatang juga memiliki jumlah yang sangat banyak. Contohnya buaya, kura-kura, harimau, ular, kasuari, rusa, unta, yang jumlahnya mencapai belasan bahkan puluhan ekor.

Putu si kurakuracepat bersama puluhan ekor kura-kura

Putu si pelikan12345 bersama burung pelikan

Oiya ada juga sebuah pemandangan menggelitik yang kami temui di KBB. Jadi ada sebuah kandang macan besar yang terbuka. Kita bisa melihat macan dari atas ke bagian kandang yang terbuka. Nah pada saat itu ada 3 ekor macan yang sedang bermain-main tapi orang-orang bilang kalo macan itu lagi kawin wkwkwk lucu banget deh...
macan gulung-gulung
Masih dari kandang macan, hal menarik lainnya adalah ketika kita melihat kebawah yang kita lihat adalah macan-macan seperti gambar di atas, tapi begitu kita melihat lurus ke depan, pemandangan yang dapat kita lihat adalah sebagai berikut...


Hmmm... kayaknya segitu dulu cerita jalan-jalan ke Kebun Binatang Bandung. Plis anak ITB wajib banget deh sempetin kesana sebelum lulus. Bakal jadi kenangan unyuw tersendiri loh...apalagi kesananya pas Hari Minggu atau musil liburan banyak bocah-bocah unyuw bertebaran :3

Oiya sebelum pulang beli eskrim dulu, 5000 rupiah :9




Bandung, 15 Desember 2013


Best Regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology
+6285 647 332 442
Sent from Yahoo! Mail on Android

Film 99 Cahaya di Langit Eropa

No Comments »

Beberapa bulan yang lalu, saya membaca twit dari seorang senior yang mengatakan bahwa dia ga sabar menunggu sebuah film indonesia yang akan segera tayang di bioskop. Senior yang saya kenal sebagai seorang muslimah teladan ini bilang kalo film tersebut diangkat dari sebuah novel luar biasa yang berjudul sama, 99 Cahaya di Langit Eropa. Kontan saya ikutan penasaran sama film ini, dan kemarin akhirnya sempet nonton juga di sela-sela minggu UAS.



Film ini bercerita tentang seorang perempuan yang ikut suaminya ke Eropa (Austria tepatnya) untuk kuliah S3. Sudah jadi rahasia umum bahwa memang sulit menjalani hidup di Eropa sebagai kaum muslim. Mulai dari makanan halal, tempat ibadah, waktu ibadah, hingga pandangan orang-orang disana yang mayoritas tidak bisa membedakan muslim dengan teroris. Dalam film ini ditunjukkan cara-cara yang baik untuk menghadapi situasi seburuk apapun ketika berada di Eropa, sehingga sangat wajib ditonton untuk temen-temen muslim yang pengen lanjut kuliah atau pengen hidup di Eropa.

Selain hal-hal mengenai kehidupan sehari-hari kaum muslim di Eropa, dalam film ini juga diceritakan mengenai beberapa kisah peradaban Islam di Eropa antara lain saat orang Turki melakukan ekspansi ke wilayah Austria. Pengaruh budaya Islam juga diperlihatkan saat mereka berada di Paris, mulai dari bangunan-bangunan bersejarah hingga tanda-tanda peradaban Islam yang kental terkandung pada barang-barang peninggalan sejarah lainnya. Salah satu poin yang paling saya ingat adalah saat mereka berada di museum di paris (itu loh museum yang ada di film Davinci Code hehe) di saat orang-orang berkerumun melihat lukisan monalisa yang terkenal, mereka mengamati lukisan Bunda Maria dan disanalah terlihat bahwa kerudung yang digunakan oleh Bunda Maria memiliki ornamen bertuliskan "La illa ha ilallah" yang artinya Tiada Tuhan selain Allah. Subhanallah sekali bukan?

Daaaaaaaaan masih banyak lagi pengetahuan-pengetahuan tentang Islam di Eropa yang jarang orang ketahui diceritakan dalam film ini. Oiya ternyata film ini dibagi menjadi 2part. Jadi ga sabar nonton kelanjutannya. Ga sabar ke Eropa juga sih haha :D

Trus ada satu lagi bagian yang paling saya inget saat nonton film ini. Pas partner nonton di sebelah saya bilang, "Nanti kalo aku kuliah di Eropa, kamu ikut juga ya kesana. Ga akan bosen kan nungguin aku di rumah?"

Nyuhuhuhu.... ga sabar ke Eropa. Insyaallah suatu hari nanti!


Bandung, 14 Desember 2013

Best Regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology
+6285 647 332 442
Sent from Yahoo! Mail on Android

Selamat Pagi...

No Comments »

"Pagi putri saljukuuuuuu........."

Begitu ia menyapaku pagi ini. Mataku belum sepenuhnya terbuka, nyawa belum terkumpul semua. Belum sempat aku membalasnya, ia sudah menambahkan,

"Jawabnya pagi pangeran berkudaku gitu dong........."

Ah... Minggu pagi yang cerah! Belum seutuhnya terbangun saja, ia sudah sukses membuatku tertawa. Buru-buru kubalas sapaannya sebelum ia menambahkan lagi dengan melodrama lucu andalannya,

"Selamat pagi pangeran berkudakuuuu..."

Begitulah Hari Mingguku diawali. Mimpi buruk yang semalam melanda ditambah hawa dingin khas Kota Kembang yang menakutkan semalam sirna sudah. Berganti kilauan pelangi yang melengkung di atas kepala, menyambut minggu UAS semester 7 esok hari :D

Terimakasih ya Allah, sudah mengirimkan "pangeran berkuda" yang didambakan kedatangannya oleh begitu banyak gadis di dunia dongeng maupun di dunia nyata ini. Lindungilah kami dari segala marabahaya. Lancarkanlah segala ujian yang harus kami hadapi, baik ujian kuliah, tugas akhir, maupun ujian kehidupan yang sesungguhnya nanti. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Memberi dan Maha Membahagiakan kami :)

Terimakasih "pangeran berkuda" yang sudah datang menjemputku, setidaknya untuk sarapan pagi ini^^

Sarapan dulu wekkk...



Bandung, 8 Desember 2013
Hesti Nuraini


Hari Ini Sendiri

No Comments »

Rintik hujan di kala senja
Mentari yang lebih cepat ingin sembunyi
Pertanda satu musim telah berganti
Menyamarkan lengkungan manis di sudut bibir

Seorang teman yang kukenal sangat periang
Hari ini kudapati ternyata seorang penulis yang melankolis
Kubaca tiap kata yang terpampang di layar
Kuselami cerita yang ia torehkan disana
Sepenuh hati ia utarakan
Sangat jauh dari yang kukenal
Atau mungkin memang aku yang belum mengenalnya

Obrolan super singkat dalam langkah yang tergesa
Di bawah payung yang melindungi terpaan gerimis sore tadi
Tak panjang namun sangat membukakan mata
Sarat akan pelajaran hidup
Memberi secercah cahaya masa depan

Aku lupa bagaimana berjalan sendirian menuju kampus
Aku lupa caranya menjalani hari
Aku lupa rasanya kesepian
Aku lupa bagaimana aku harus bangun sendiri ketika terjatuh
Bahkan aku lupa cara menyemangati diriku sendiri
Aku lupa bahwa dia tidak akan selamanya berada disisi

Manusia beranjak dewasa seiring dengan berjalannya waktu
Kadang tak terduga
Seringkali tanpa disangka

Kedewasaan terkikis tawa
Kemandirian hanyut dalam aliran manja
Ketegaran terhapuskan airmata
Kekuatan tak sanggup mengalahkan ego semata

Bisakah kau izinkan aku untuk sejenak berlari kesana?
Menggapai asa yang sempat mengakar di hati
Demi secercah cahaya yang harus kusiapkan
Untuk menerangi langkahku di masa depan
Atau... bersediakah kau genggam erat jemariku kemudian kita berlari beriringan?


Bandung, 7 Desember 2013
Hesti Nuraini