Archive for July 2015

Tentang minta maaf, memaafkan, dan menyambung silaturahim.

No Comments »

Hari ini saya belajar lagi tentang makna minta maaf dan memaafkan. Terkadang kita harus minta maaf bukan hanya semata-mata karena kita bersalah. Terkadang meskipun kita tidak bersalah tetapi perilaku kita telah membuat orang lain bersedih. Bukankah meminta maaf itu wajib hukumnya ketika telah membuat orang lain bersedih? Apalagi jika kata maaf tersebut bisa membawa perdamaian.

Jadi untuk apa merasa sungkan untuk meminta maaf duluan? Untuk apa merasa kalah jika meminta maaf duluan? Bukankah pihak yang berlapang dada meminta maaf terlebih dahulu membuktikan bahwa dia menang? Menang atas egonya sendiri, menang atas kedewasaan dirinya.

Tentu saja pihak yang berbesar hati untuk memaafkan juga menjadi pemenang. Menang atas keikhlasannya. Pada akhirnya, tidak ada kata siapa yang kalah dalam minta maaf dan memaafkan bukan? Tidak ada benar dan salah pun, yang perlu hanyalah keikhlasan.

Dan bukankah maaf itu adalah salah satu pintu penyambung tali silaturahim? Silaturahim itu wajib kan dalam Islam?
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menyambung silaturahim."

Dengan bersilaturahim, Allah akan melapangkan rezeki dan memanjangkan umur kita. Sebaliknya, orang yang memutuskan silaturahim, Allah akan sempitkan rezekinya atau tidak diberikan keberkahan pada hartanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silatuahim." (HR. Bukhari)

Adapun haramnya memutuskan silaturahim telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ.
"Tidak masuk surga orang yang memutuskan silaturahim."


Jadi untuk apalagi menunggu untuk meminta maaf wahai kamu kaum keras kepala?


Jakarta, 22 Juli 2015

Best regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology

Lomba Resensi Buku Islami by Telkom Group

No Comments »

Assalamualaykum Blogger…
Jadi ceritanya saya sedang mengikuti sebuah kontes di kantor saya dalam rangka bulan ramadhan, yang bertajuk Gema Ramadhan di Bumi Telekomunikasi. Ada banyak sekali jenis kontes yang diadakan, yaitu desain kartu lebaran, fotografi, tilawah, tausiah, hingga lomba membuat meme bertemakan ramadhan. Namun saya memilih untuk mengikuti salah satu saja, yaitu Lomba Resensi Buku Islami.
Hal yang menarik dalam lomba ini adalah, buku yang diperbolehkan untuk dibuat resensi sudah ditentukan, ada 10 judul buku bertema islami yang bisa kita pilih untuk dibuat resensinya. Buku-buku ini mungkin memang kurang familiar di telinga kita. Namun buku ini bisa dengan mudah kita dapatkan melalui sebuah aplikasi di smartphone kita, nama aplikasinya adalah Qbaca. Aplikasi ini bisa diunduh melalui playstore dengan gratis. 
Buku-buku tersebut bisa kita beli secara online dengan harga antara 5-10 ribu rupiah saja karena memang sedang ada diskon, bahkan ada beberapa buku yang free. Ini juga adalah kesempatan pertama saya membeli e-book secara online, sistem pembayarannya juga sangat mudah karena dipotong dari pulsa yang kita miliki (atau dimasukkan ke dalam tagihan apabila kita menggunakan kartu pascabayar). Selain ke-10 buku tersebut, ada berbagai jenis buku lain yang layak untuk dijadikan sebagai bahan bacaan.
Jadi dengan penuh kerendahan hati, saya minta bantuan teman-teman untuk meng-klik gambar jempol warna ungu pada link di bawah ini sebagai tanda memberikan vote kepada resensi saya. Mohon doanya juga supaya menang yaaaa hehe… Terimakasih :)

Link untuk vote : http://resensibukuislami.ucontest.info/detail/text/14799

Lebih lanjut mengenai aplikasi Qbaca, lihat di sini.
Lebih lanjut mengenai Kontes Gema Ramadhan Telkom, lihat di sini.


Jakarta, 08 Juli 2015
Hesti Nuraini