teman, impian, harapan...

Setiap orang pasti selalu punya teman, tempat berkeluh kesah, tempat berbagi, atau sekedar bercanda. Karena memang begitulah kodrat manusia, makhluk sosial. Sebanyak apapun teman yang kita miliki, pasti ada satu orang yang paling memahami kita dan sebaliknya. 

Orang yang sedang sesibuk apapun masih meluangkan waktu untuk mendengar keluh kesah kita. 
Orang yang walau sedang berada jauh pun masih bisa bercanda seperti biasa dengan kita. 
Orang yang sedang dalam keadaan se-hectic apapun masih sempat untuk menceritakan hal hal konyol yang dialaminya kepada kita. 
Dan orang yang selalu berbagi rencana masa depannya dengan kita.
Oiya, satu lagi kriterianya...
Orang yang walau masing masing sudah menemukan tambatan hati namun masih saling bercanda seperti biasa, tak ada yang berubah.

Sungguh menyenangkan sekali memiliki teman yang seperti itu. Tak memandang suku, ras, agama, latar belakang keluarga, bahkan gender. Dan jujur, saya sendiri lebih suka berteman dengan lelaki, bukannya tidak suka berteman dengan perempuan, bukan. Namun justru karena saya seorang perempuan, saya menyadari bagaimana keribetan dan segala emosional yang disandang perempuan ini. Ya, banyak sekali kerumitan cewek/perempuan yang sudah menjadi rahasia umum. Sehingga untuk masalah berbagi (suka dan duka) saya prefer untuk beteman dengan laki-laki, simple nggak ribet, nggak perlu basa-basi, cukup saling memahami.

Dan kau tau apa yang paling menyenangkan dari mempunyai seorang teman baik? 
Yak! berbagi masa depan! (selain bercanda bodoh tentunya). 
Saling menceritakan keinginan, cita-cita, dan harapan masing-masing yang ingin dicapai di masa depan.
Saling menyemangati agar tak mudah menyerah dan menasihati agar tak salah langkah.
Karena pada dasarnya, manusia senang untuk di-support. Dan tentu saja obat paling mujarab untuk menjadi bersemangat adalah dengan cara menyemangati orang lain.

Mempunyai impian (atau setidaknya rencana masa depan) sama pentingnya dengan memiliki seorang teman. Impian dan teman adalah tanda bahwa kita memiliki harapan. Dan memiliki harapan membuat kita hidup secara lebih hidup dan membuat hidup kita menjadi lebih hidup. #hidupception

Alhamdulillahirabil'alamin




Bandung, May 13, 2014
Hesti Nuraini

This entry was posted on May 13, 2014 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply