Cerita dari Cihurip, Pantai Santolo, Muara Sayang Heulang, hingga ke Bandung

Senin, 23 Juli 2012, saatnya meninggalkan tempat yang selama dua minggu belakangan sudah menjadi rumah bagi kami. Suasana haru tentu saja mengiringi perjalanan kaki selama lebih dari setengah jam dari #RumahPink sampai ke desa atas tempat elf jemputan telah menunggu. Bye Cihurip... keramahan penduduk, keceriaan anak-anak, jajaran bukit, terjalnya jalan setapak, hamparan sawah, luasnya langit, gelapnya malam, empang beserta segala isinya akan jadi kenangan yang akan selalu melekat di hati kami. Semoga kita bisa berjumpa lagi di masa depan dengan keadaan yang lebih baik 
Sekitar pikul 08.30, keempat elf melaju meninggalkan Cihurip. Melewati jalan berkelok-kelok yang bikin penumpang mabok semua hahaha tapi dua jam kemudian akhirnya kita sampai juga ke tujuan utama wisata kita, Pantai Santolo ‎​\(´▽`)/‎​​  Subhanallah sekali pemandangannya. Ini adalah pantai terluas yang pernah saya lihat.

Pantai Santolo
Kelompok Bahan Mentah (full team) di Pantai Santolo

Setelah berpanas-panas-ria dan puas berfoto, kimul dan faqih sang pemandu wisata yang asli urang Garut membawa kami ke pantai selanjutnya yang ga kalah oke. Hmmm... sebenernya ini muara gitu sih, jadi pertemuan laut menuju ke sungai gitu. Indah banget pokoknya, namanya Pantai Sayang Heulang yang dalam bahasa sunda artinya ‘sarang burung elang’. Karena muara, jadi ombak ga nyampe sana, sehingga airnya tenang dan aman-aman aja buat jalan-jalan main air :D
Pantai Muara Sayang Heulang

Waktu menunjukkan pukul 14.00 saat kami benar-benar meninggalkan kedua tempat wisata tadi. Temen-temen kloter 3 jadi makin akrab satu sama lain setelah main-main setengah harian tadi. Perjalanan jauh masih harus kami tempuh untuk sampai ke Bandung. tapi kebanyakan orang Cuma bisa diam menahan mual yang luar biasa karena lika-liku jalan yang dilewati -,- sepenglihatan saya sih kami benar-benar jalan berputar menuruni gunung, bisa dibayangin sendiri lah pusingnya kayak apa ngelewatin jalan begituan, yah walaupun jangan ditanya pemandangannya memang luar biasa indah. Pas banget maghrib, kami sampai di depan pintu gerbang Ganesha. Setelah minum dan sholat di Masjid Salman, kami kelompok bahan mentah langsung makan bersama di Ganyang. Menikmati saat-saat terakhir kebersamaan kami hmmm rasanya sedih banget    tapi kami udah janji buat main lagi suatu saat nanti. sampai akhirnya, dengan berat hati kami melangkahkan kaki ke kosan/rumah masing-masing. Byebye teman-teman, sampai jumpa lagi di pengalaman-pengalaman luar biasa lainnya :D
Buka Bersama Kelompok Bahan Mentah



Solo, 31 July 2012 
Hesti Nuraini

This entry was posted on July 31, 2012 and is filed under ,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

2 Responses to “Cerita dari Cihurip, Pantai Santolo, Muara Sayang Heulang, hingga ke Bandung”

  1. ayolah kita wujudkan "janji buat main lagi suatu saat nanti" itu..

    ReplyDelete
  2. hahaha ayuk lah ntar pas masuk jangan cuma wacana :p

    ReplyDelete