sedikit cerita sebelum 'PINDAH'

Pagi ini kuawali dengan pack-ing semua barang-barang di kamar untuk pindah kosan besok. Dan saat memasukkan satu per satu baju di almari ke koper aku jadi teringat pada salah satu cerita di buku ke 6 karya Raditya Dika, Manusia Setengah Salmon.  Cerita yang ‘agak serius’ itu  menyangkut-pautkan tentang masalah PINDAH atau bahasa kerennya MOVE ON. Entah pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati.

Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan, rela mati di tengah jalan demi mendapatkan apa yang diinginkannya. Gw jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon : berani pindah. (Dika, 2011).  
Ya, besok aku akan pindah kosan. And it means aku harus berpisah dengan "Bonbitra Girls" cewek-cewek dari Solo yang selalu tinggal bersamaku sejak awal masuk ITB. Semenjak masih tinggal di asrama sampai satu tahun yang lalu kita berempat memutuskan untuk tinggal bersama ngontrak rumah di jl. kebon bibit utara II 90/58 Tamansari alias "Rumah Bonbitra". Dan besok kita berempat akan PINDAH dan semuanya BERPISAH. Sedih rasanya kalo ngebayangin kita ga akan serumah lagi :( hiks udah terlalu banyak kenangan kita berempat di rumah itu mulai dari makan bareng, bobo bareng, belajar bareng, sampe menggalau bareng disana.

Kami memang sangat senang bisa tinggal bersama, namun memang ada beberapa alasan yang ga sepele yang memang memaksa kita untuk harus pindah seperti kata-kata dari Raditya Dika di atas. Dan ngomong-ngomong soal alasan, aku jadi teringat dengan kata-kata lain dari Raditya Dika, masih dari buku yang sama.

Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan. Bagaimana kita pindah dari satu hati ke hati lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong. (Dika, 2011)
Hmmm... agak ngerasa gimana saat baca itu, terlebih dengan pengalamanku yang saat itu "terpaksa harus pindah" dari kondisi yang udah nyaman atau kalau menurut mata kuliah Rangkaian Elektronika namanya keadaan "steady state". Susah memang kalau harus 'pindah' setelah lebih dari tiga tahun bertahan #eh. Tapi kalo kata seorang temanku (panggil saja Bowo) yang juga punya pengalaman yang hampir sama tentang 'kepindahan' yang intinya kira-kira seperti ini:
Sebenarnya kita tidak perlu memikirkan terlalu dalam tentang 'pindah', jalani saja hidup seperti biasa, cari kesibukan lain, cari pengalaman baru, maka kita akan 'pindah' dengan sendirinya. Aku tidak pernah mencoba melupakan. Aku tidak lupa akan masa-masa itu (kenangan sebelum 'pindah'). Tapi kalau yang kamu maksud 'pindah' adalah menjalani aktivitas tanpa memikirkannya, Ya, Aku sudah. (Bowo, 2012)
Dari situ aku kembali memandang diriku sendiri yang selalu berusaha melupakan masa-masa sebelum kepindahan agar bisa dikatakan sudah 'move on'. Seperti kata Bowo, 'pindah' bukan berarti melupakan. Bukan menjadi masalah kok kalau kita masih 'ingat' (kenangannya lho bukan orangnya), karena kenangan memang untuk dikenang dan akan lebih baik kalau dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya. Menjalani aktivitas tanpa memikirkannya, itulah yang dinamakan 'move on'. And I think, I've done it :)

Bonbitra Girls :)

Kembali ke masalah kepindahanku besok, ya... aku siap. Pindah bukan merarti melupakan. Tentu saja. Mana bisa aku melupakan masa-masa sebelum pindah, kebersamaan kami berempat di Rumah Bonbitra. Semua masih akan diingat, disimpan, dijadikan kenangan, dan disimpan dalam-dalam. Kisah Liyak, Zi, Pipol, dan Benny di Rumah Bonbitra akan jadi pengalaman yang sangat berharga di dalam hidupku.





Dari buku Manusia Setengah Salmon aku semakin mengerti bahwa ciri orang hidup adalah dengan adanya 'perpindahan'. Ya, seperti salah satu 'label' di blog-ku ini, CHANGE, yang isinya perubahan-perubahan atau 'perpindahan' yang kulakukan. Dan sebagai orang yang masih hidup, sudah seharusnya kita berpindah. Pindah dari yang jelek ke yang baik dan pindah dari yang baik ke yang lebih baik lagi.


Bandung, 2nd March 2012
Hesti Nuraini

This entry was posted on March 02, 2012 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

2 Responses to “sedikit cerita sebelum 'PINDAH'”