Ini adalah tulisan keduaku untukmu, Yah.
Kini aku sudah sedikit lebih mahir dalam menahan air mata saat menulis tentangmu.
Beberapa hari ini aku selalu mengeluhkan usiaku yang akan bertambah bulan depan menjadi 21tahun.
Namun hari ini, rasanya aku tertampar oleh satu hal.
Tepat hari ini usiamu berkurang, 51tahun, lebih dari setengah abad.
I am too busy growing up, then i forget that you are also growing old.
Sungguh tak terasa waktu berlari secepat ini.
Dan aku yakin kau bahkan tak ingat hari ini adalah ulang tahunmu.
Kau kan tak pernah peduli akan hal-hal semacam ini.
Bagimu semua hari itu sama saja.
Bagimu bertambah tua itu sudah semestinya.
Dan terakhir kali aku melihatmu...
Saat itu kau masih belum sehat sepenuhnya.
Bahkan itu adalah kali pertama kau tak ikut mengantarku ke stasiun untuk kembali ke perantauan.
Sungguh tak seperti biasanya.
Sungguh menyesakkan dada.
Aku menangis hampir sepanjang malam di kereta saat itu, Yah.
Tapi seperti biasa, aku tak akan pernah membiarkanmu melihatnya.
Aku kan kuat sepertimu!
Jadi kumohon, Yah.
Jangan pernah lagi engkau terbaring lemah seperti kala itu.
Kau kan Ayahku yang paling setrong!
Kau Ayah paling hebat sedunia!
Berjanjilah untuk selalu menjaga kesehatanmu.
Berjanjilah untuk selalu baik-baik saja.
Hanya berbahagialah, Yah! bersama Ibu.
Yah, aku tau kau pasti tak akan membaca tulisanku ini
Tapi aku yakin, Tuhan Maha Menyampaikan ini semua padamu :)
Semoga panjang umur dan sehat selalu Ayahku tercinta. Aku sangat merindukanmu :*
Tulisan terkait: menulis tentangmu, Ayah. (1)
Bandung, 05 Maret 2013
Hesti Nuraini