Aku tidak suka kau datang,
Membuat banyak kekacauan di hidupku yang tenang.
Besar, kecil, setiap hari tanpa peringatan.
Kau seperti sekumpulan papan pemberitahuan.
Jelas, tanpa basi-basi, dan sangat menarik perhatian.
Hanya saja bagiku kau sangat membingungkan.
Di sampingku kau selalu banyak bicara,
Di kejauhan pun kau sama saja.
Dan kau selalu meneriakkan namaku dengan gembira.
Aku tidak suka kau datang,
Begitu saja masuk ke dalam hidupku yang tenang.
Denganmu setiap hari berarti kekacauan.
Aku tidak lagi bisa berpikir dan merasa secara perlahan.
Di dekatmu aku melakukannya dengan refleks spontan.
Kau banyak tertawa,
Membuatku banyak bertanya-tanya.
Kau banyak bicara,
Membuatku semakin jengkel pada awalnya.
Aku tidak suka kau datang,
Karena kau membuat kerusuhan dalam kesendirian.
Kau membuat banyak kesulitan,
Dengan kepalaku, dengan diriku, dan kusadari dengan bagian hatiku yang lebih dalam.
Aku tidak suka kau datang,
Tapi kusadari lagi bahwa aku lebih tidak suka kau menghilang.
Dari hidupku yang sekarang terbiasa dengan kekacauan,
Dari hatiku yang terbiasa tidak sendirian.
Aku tidak suka kau datang.
Tapi dengan cara inilah kau membuatku tahu kau menang.
Dengan diriku dan hatiku yang setiap saat kau kacaukan.
Dan pada akhirnya kukatakan,
Aku suka kau datang.
Depok, 5 Maret 2013
By: Fandita Tonyka Maharani
Reblogged from: http://fandita.wordpress.com/2013/03/05/aku-tidak-suka-kau-datang/
Bandung, 06 Maret 2013
Hesti Nuraini
aku (tidak) suka kau datang
This entry was posted on March 06, 2013 and is filed under loves,poetry. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.