Archive for November 2014

Teknik Telekomunikasi (ET) ITB

5 Comments »

Teknik Telekomunikasi. Bidang yang nggak ada matinya!

Sahabat Ganesha tahu nggak bidang apa yang paling berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini? Setuju nggak kalo HG! jawab bidang telekomunikasi? Bagaimana tidak, di tahun 90-an saja teknologi telepon masih terbatas pada telepon kabel di rumah-rumah, tapi Sahabat Ganesha bisa melihat sendiri kan bagaimana perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini yang bisa sampai video call atau bahkan conference call dengan orang-orang di seluruh penjuru dunia. Nah, kemajuan teknologi ini tak lepas dari peran engineer di bidang telekomunikasi. Maka dari itu sekarang HG! mau bahas nih tentang program studi Teknik Telekomunikasi di ITB yang pasti oke banget dong!
Pada Halo Ganesha edisi sebelumnya sudah pernah dibahas kan mengenai fakultas di ITB yang namanya STEI (baca di sini), masih ingatkah Sahabat Ganesha? Di STEI ada 5 program studi yang keren-keren, salah satunya ya prodi Teknik Telekomunikasi ini. Dulunya Teknik Telekomunikasi (ET) adalah subjurusan dari Teknik Elektro (EL), namun seiring dengan kebutuhan dunia akan telecommunication engineer yang terus meningkat, maka pada tahun 2008 ITB meresmikan berdirinya Program Studi Teknik Telekomunikasi.
Apa sih yang dipelajari di ET ini? Namanya saja telekomunikasi, tentu saja mempelajari bagaimana suatu informasi atau data sampai dengan baik, benar, dan aman dari suatu tempat ke tempat yang dituju sejauh apapun jaraknya, supaya nggak ada yang namanya salah paham gara-gara pesan yang dikirim berbeda dengan pesan yang diterima. Mulai dari pesan suara via telepon atau ponsel, pesan singkat (SMS), hingga pengiriman data-data lain (file, picture, video) via internet. Informasi atau data tersebut biasanya ditransmisikan sebagai kode berupa sinyal-sinyal. Hal-hal tersebut dipelajari dalam berbagai mata kuliah di ET antara lain Komunikasi Data, Sistem Komunikasi, Pengolahan Sinyal, Jaringan Telekomunikasi, Medan Elektromagnetik, hingga mempelajari Antena. Jadi anak ET belajarnya nggak jauh-jauh dari yang namanya sinyal, gelombang, sampai pemancarnya.
Di ET sendiri ada dua Kelompok Keahlian. Yang pertama adalah Telematika, singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Di Telematika ini lebih banyak mempelajari tentang jaringan, komunikasi data, internet, dan sejenisnya. Sahabat Ganesha tahu sendiri kan perkembangan dunia internet mulai dari 2G, 3G, hingga sekarang hampir 5G. Mungkin nanti akan sampai pada 10G kalau Sahabat Ganesha masuk ET dan mempelajari telematika hehehe siapa tahu kan?!.
Kelompok Keahlian yang satu lagi namanya Radar (Radio Detection And Ranging) yang kebanyakan mempelajari tentang gelombang radio maupun gelombang elektromagnetik yang lainnya. Radar ini keren banget lho, Sahabat ganesha! Gimana nggak keren, mainannya aja di level frekuensi tinggi gitu. Contohnya BTS milik operator-operator selular, pemancar radio atau televisi, hingga radar milik pesawat. Wuih...
Bisa dibilang bidang telekomunikasi ini adalah bidang yang nggak ada matinya! Karena sampai kapanpun manusia butuh berkomunikasi kan? Jadi untuk prospek kerjanya sendiri, jelas luas banget lah ya. Contohnya yang sedang berkembang pesat saat ini, seperti operator telekomunikasi (provider telepon selular), atau vendor yang terus mengembangkan teknologi telepon hingga modem  internet. Namun Teknik Telekomunikasi tidak sebatas operator dan vendor saja lho. Masih banyak bidang pekerjaan yang membutuhkan lulusan ET. Sebut saja ahli trafik yang dapat berperan dalam mengurangi jumlah antrian (queueing) di Indonesia, jadi biar SMS atau BBM kita nggak sering pending lagi gitu. Kalau Sahabat Ganesha mau jadi konsultan atau ahli regulasi telekomunikasi di Indonesia pun juga bisa. Siapa tahu kelak jadi Menkominfo kan?!
Nah, kalau ingin tahu lebih lanjut, Sahabat ganesha bisa follow akun twitter @sahabattelkom, atau langsung tanya pada kakak-kakak Prodi Teknik Telekomunikasi, yang sering ngumpul buat belajar bareng atau sekedar sharing di Telematika Cozy Corner, letaknya di labtek 8 lantai 4 Gedung Ahmad Bakrie ITB.

“Awalnya alasan saya masuk ET karena nggak suka EL, EP, IF, STI, tapi kemudian saya jadi pengen belajar hal-hal baru karena bidang ET juga terus berkembang kan.. hha. Di ET belajar gelombang, jaringan dan sistem komunikasi. Kalo lulus nanti pengennya kerja dulu di perusahaan telekomunikasi (service boleh, provider boleh) cari pengalaman, lanjut nerusin S2 di luar negri, trus bikin perusahaan service sendiri.” - Danang Primaadi ET’10

“Bidang ET itu dinamis, cepat berkembang, makanya pengen belajar terus di jurusan itu. Penasaran aja gimana data dikirim, gimana sebuah pesan bisa dikirim dari HP yang kecil. Saya yakin kalo lulusan ET udah pasti bisa diterima kerja dimana-mana. Operator selular, perusahaan telkom, dll. Yang penting sekarang lulus dulu deh!” - Aditya Gianto  ET’11


Oleh: Hesti Nuraini
Ditulis untuk Majalah Halo Ganesha edisi September 2012


Manajemen Rekayasa Industri (MRI) ITB

9 Comments »

Manajemen kok masuk Teknik sih?

Tau nggak sih temen-temen kalo sekarang ada jurusan baru di Fakultas Teknologi Industri  ITB? Namanya Manajemen Rekayasa Industri, disingkat MRI. Kedengarannya keren ya namanya? Dan ternyata nggak cuma namanya aja lho yang keren, ternyata jurusan ini juga mempunyai daya tarik yang ga kalah dari jurusan-jurusan lain di ITB.
Jadi MRI ini adalah program studi pecahan dari Teknik Industri yang baru didirikan di ITB pada tahun 2009 yang lalu. Mungkin banyak dari teman-teman yang bertanya-tanya mengapa namanya manajemen tapi masuknya fakultas teknik. Ya, jurusan ini dinamakan Manajemen Rekayasa Industri atau Engineering Managemen karena disini kita mengkombinasikan keahlian manajemen kita dengan dasar pengetahuan engineering untuk memimpin suatu team yang berisi para expert dalam mengerjakan persoalan-persoalan teknis. Ilmu manajemen jadi jembatan antara kemampuan engineering dengan tujuan yang ingin dicapai. Program studi ini menggabungkan berbagai macam disiplin ilmu sebagai modal keilmuannya dan menggunakannya untuk menghasilkan innovasi pada suatu produk maupun sistem.
Trus apa bedanya dong sama jurusan Teknologi Industri? MRI memang terhitung masih satu rumpun dengan Teknik Industri, bedanya, jika TI lebih mempelajari  efektifitas dan efisiensi, MRI lebih cenderung ke  inovasi. Misalnya suatu perusahaan butuh inovasi biar ga mati karena adanya kemajuan teknologi nah ini tugasnya MRI buat inovasi tersebut, kemudian jika inovasi tersebut berhasil, proses lebih lanjut bagaimana inovasi itu berjalan  itu baru tugasnya TI.
Dasar dari MRI adalah bidang sains, matematika, dan prinsip-prinsip teknik, dan juga menjangkau ke daerah manajerial, lulusan MRI dapat merancang, membangun, mengoperasikan, mengoptimalkan, dan terus meningkatkan sebuah perusahaan teknologi, publik atau swasta. Singkatnya lulusan MRI harus menjadi enterprise engineers doing managerial engineering work. Lulusan MRI banyak diperlukan di perusahaan apalagi perusahaan yang basisnya inovasi, semacam Microsoft atau Apple. Kemudian untuk peluang perusahaan hampir semua perusahaan industri membutuhkan inovasi untuk bertahan di siklus zaman, disitulah Engineering Manager dibutuhkan sebagai HRD atau project leader, dan sebagainya di perusahaan manufaktur, oil and gas, maupun di perbankan. Kalo pun berencana membangun bisnis sendiri, setelah lulus juga nggak akan keluar jalur jauh-jauh karena di MRI kita dibekali ilmu membangun dan merencanakan proyek sesuai dengan jiwa-jiwa yang dinamis dan ingin menguasai industri sendiri.
Jadi kalau kamu merasa jago matematika, fisika , IT and semua hal yang berbau teknologi, suka dengan hal yang berbau uang, tertarik dengan Leadership and Management, dan nggak suka sama hal-hal yang rutin, mungkin kamu akan sangat cocok untuk masuk jurusan ini.

“Awalnya gue sih tertarik sama MRI gara-gara itu jurusan yang baru dibuka, Cuma main insting aja sih dulu jadi milih itu. Tapi ternyata setelah mempelajari ilmu di dalamnya gue jadi seneng banget soalnya belajarnya lebih terfokus gitu tentang perencanaan sekaligus inovasi-inovasi, gimana caranya ngerencanain suatu produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada, nggak kayak TI yang semua-muanya butuh dipelajari sampe harus belajar pemrograman juga yang notabene gue nggak suka banget. Semua pelajaran di MRI gue enjoy kok, tapi yang paling gue suka tuh mata kuliah perancangan dan pengembangan produk. Trus kalo lulus ntar gue pengennya sih wirausaha aja, soalnya ilmu-ilmu yang gue dapet di MRI mendukung banget buat jadi wirausahawan.” – Faradiani MRI’09

“Gue milih MRI karena ilmunya lagi emerging banget di luar negri walaupun di Indonesia baru petama dibuka ya di ITB ini. Dan banyak profesi-profesi  sekarang yang diramalkan akan outdated jadi masuk MRI itu kayak mempersiapkan untuk profesi yang baru akan lahi di masa depan. Semua pelajaran yang berhubungan sama pengembangan organisasi gue suka banget tuh. Trus kalo lulus kerja dimana mah tentatif banget, agak sempit kalo dikotak-kotakin jurusan. Tapi yang pasti lulusan MRI siap untuk kerja di bagian top management karena kita diajarin untuk ngeliat semuanya sebagai sistem. Kalo gue sendiri sih belum kebayang mau kerja dimana, yang pasti pengennya kerja di perusahaan Indonesia.” – Lionita MRI’09

“Saya memilih untuk masuk jurusan ini karena MRI sangat sesuai dengan passion saya, dengan tagline utama “inovation, entrepreneurship, project marketing, finance dan marketing” yang saya sangat tertarik dengan itu semua. Apalagi setelah melihat kurikulumnya, hampir tidak ada mata kuliah fisika, hehehe... Mengenai jurusan baru, saya punya harapan tinggi dari MRI yang memberi keilmuan tentang inovasi. MRI adalah masa depan, karena ke depannya engineering manager akan terus melakukan inovasi-inovasi yang baru di sistem dan produk teknologi. Hampir semua pelajaran saya suka kecuali yang berbau-bau fisika, karena beberapa mata kuliah menuntut kita memiliki logika dan analisis yang bagus, seperti Statistika, Estimasi Biaya, Ekonomi Industri, semuanya menarik. Setelah lulus saya ingin melanjutkan S2 sekaligus start up bisnis atau mungkin kerja di perusahaan. Yang jelas ke depan ingin menjadi konsultan.” – Fajar WP, MRI’10



Oleh: Hesti Nuraini
Ditulis untuk Majalah Halo Ganesha edisi Februari 2012

Taman Balai Kota Bandung

No Comments »


Haiiiiii... Setelah 4 tahun tinggal di Bandung, baru kali ini saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke pusat pemerintahan Kota Bandung alias kantornya Pak Ridwan Kamil. Yup, Balai Kota Bandung. Eits, tapi balai kota ini berbeda lho dari balai kota yang ada di kota-kota lain soalnya ada taman yang keren banget!

Taman Balai Kota terletak di halaman Balai Kota Bandung yang ada di Jalan Merdeka setelah Bandung Indah Plaza, tinggal jalan kaki aja kalau dari BIP. Hari itu adalah Hari Minggu siang yang cukup terik. Namun setibanya di Taman Balai Kota, suasananya rimbun dan sejuk karena banyak pepohonan. Tak heran jika ada banyak sekali anak-anak muda yang sedang asyik bermain disana. Mulai dari remaja SMP-SMA yang sekedar nongkrong, main freestyle sepeda atau skateboard, latihan break dance sampai latihan ngedance ala ala jkt48 entah buat pensi atau lomba. Saya sempat menduga kalo Beby jkt48 adalah salah satu jebolan didikan di taman ini hahaha

Ada pula keluarga bapak-ibu-anak bayi yang jalan-jalan sekedar ngadem seperti yang saya dan Putu lakukan. Jadi ada apa aja sih di taman Balai Kota Bandung sampai begitu memikat hati ratusan warga Bandung untuk berkunjung?


Pertama, di foto paling kiri itu ada hamparan taman bunga yang ditanam rapi berdasarkan warnanya, jadi terlihat sangat indah dan menarik untuk dijadikan spot foto. Kedua ada air mancur dari patung badak. Siapa sih anak kecil yang nggak suka air mancur? Tapi saya masih belum tahu alasan kenapa patung badak yang dibangun disana dan bukan beruang. Ketika, ini yang paling baru dan HITZ di kalangan pemuda-pemudi Bandung. Gembok Cinta! Spot ini berupa bangunan besi dengan tulisan LOVE besar di atasnya, yang disediakan untuk memasang gembok pasangan kekasih seperti yang sudah ada di Paris, Perancis dan Seoul, Korea. Tempat ini merupakan ide dari Bapak-Walikota-Paling-Gaul Ridwan Kamil. Beliau juga yang memasang gembok perdana dengan Bu Atalia disana. Tapi sayang sekali pas kesana saya dan Putu lupa beli gembok dulu, kirain bakal banyak yang jual disana, tapi ternyata ga ada. Oke mungkin lain waktu kesana lagi. Jadi buat kalian sepasang-kekasih-yang-sedang-dimabuk-cinta-dan-tak-ingin-terpisahkan, jangan lupa menggembok cinta kalian di Taman Balai Kota ya. Jangan lupa bawa gembok sendiri! wkkwwk
Salam hangat dari Kota Bandung yang sejuk
Dan Bandung, bagiku bukan cuma, urusan wilayah belaka. 
Lebih jauh dari itu, ia melibatkan perasaan.
Mungkin, Bandung diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum.
Mungkin saja ada tempat yang lainnya, ketika ku berada di sana, 
akan tetapi perasaanku sepenuhnya ada di Bandung, 
yang bersamaku ketika rindu. 
Yang bersamaku ketika rindu.
(Dan Bandung - Pidi Baiq)


Bandung, 12 Oktober 2014
Hesti Nuraini

Taman Film Bandung

2 Comments »

Santai sore ngglundung di Taman Film Bandung








Bandung, 13 Oktober 2014
Hesti Nuraini