"@kariin91: Sekolah bagus itu bukan untuk beli fasilitas, tapi beli lingkungan yang ambisius, kondusif, dan fokus belajar :) "
Twit tersebut muncul di timeline karena diretweet oleh salah seorang teman. Dan saya setuju 100% dengan pernyataan tersebut.
Saya jadi kangen temen-temen SMA saya. Temen-temen yang selama tiga tahun berturut-turut selalu sekelas. Kumpulan orang-orang hebat yang punya asa tinggi untuk meraih mimpi. Orang-orang yang tanpa saya sadari berperan penting dalam kelanjutan hidup saya.
Jujur saja, saya bersekolah di SMP yang tidak termasuk jajaran SMP terbaik di kota, yah walaupun gabisa dibilang SMP saya jelek juga sih (tetep haha!). Dan perubahan besar terjadi saat masuk SMA. Karena prestasi yang lumayan baik dan banyak keberuntungan, saya bisa masuk ke SMA (yang katanya) terbaik di kota dan di kelas (yang juga katanya) unggulan. Saat itu saya baru merasakan benar bagaimana rasanya belajar. Yah, saat SMP saya bisa dengan cukup mudah meraih peringkat pertama di kelas maupun di sekolah tanpa benar-benar merasakan usaha keras.
Persaingan dan perolehan nilai di SMA dan SMP saya dulu sangat amat jauh berbeda. Di SMP dulu hawanya males-malesan, santai dan ga peduli, walaupun temen-temen di SMA hobi main juga, tapi ga pernah main-main kalo udah mau ujian. Hmmm materi, tingkat kesulitan soal dan standar nilai juga beda jauh sih. Bagai langit dan bumi sehingga cukup membuat saya pontang panting belajar keras untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman lain.
Iklim di kelas tersebut membuat saya merasa ga pernah mau ketinggalan dari temen-temen lain, ga mau kalah dari temen-temen saya yang berasal dari SMP favorit. Bukan karena gengsi atau apa, tapi karena mereka semua yang menciptakan iklim itu sendiri. Karena mereka secara otomatis menjadi teladan bagi saya dan membantu saya mengubah pola pikir ini menjadi lebih luas mempunyai mimpi yang ga kalah tinggi sama mereka.
Saya awalnya cuma pengen nerusin kuliah kedokteran di universitas negeri terbaik di kota itu saja biar ga usah jauh-jauh dan nurutin kemauan orang tua, tapi temen-temen saya di kelas itulah yang membuka wawasan saya. Mereka bilang mereka melihat kemampuan eksak saya lebih baik dari hafalan, sayang katanya kalau kuliah kedokteran (walaupun memang awalnya saya yang bilang saya kurang berminat sama kedokteran sih). Mereka kemudian menyarankan "Kenapa kamu ga lanjut kuliah di ITB aja, Ben? Teknik nya paling bagus di Indonesia. Arsitektur cocok tuh sama kamu!" Begitu kata salah seorang teman setelah melihat hasil tugas menggambar komposisi dan perspektif di pelajaran seni rupa, yang kemudian ditimpali dengan dukungan positif dari teman-teman lain. Saya yang awalnya cuma pengen yang terbaik di kota, mereka menyarankan untuk meraih yang terbaik di Indonesia.
Hal tersebut sudah cukup menjadi bukti bahwa bersekolah di sekolah yang bagus itu penting, bahkan it's a must! Temen-temen saya yang berasal dari SMP unggulan sudah terlebih dahulu punya lingkungan ambisius dengan pencapaian tinggi. Dan di SMA tersebut, mereka menularkan semangat itu, mereka turut membantu membentuk karakter saya untuk selalu menginginkan hal yang terbaik pula. Sungguh saya sangat bersyukur bisa bersekolah disana dan mempunyai teman-teman hebat seperti mereka.
Andai semua sekolah mempunyai lingkungan belajar dan pergaulan yang seperti itu, andai semua anak mempunyai teman-teman yang sangat visioner seperti mereka, pastilah pendidikan di negeri ini akan sangat jauh lebih baik. APBN 20% untuk pendidikan ga akan sia-sia.
Sekarang beberapa teman SMA saya sudah mendapat gelar sarjana, beberapa lainnya sudah merencanakan untuk melanjutkan kuliah keluar negri, ada juga yang sudah memiliki prospek untuk bekerja di tempat yang bagus saat lulus nanti, setelah mendapatkan yang terbaik di Indonesia tentu saja mereka pasti pengen yang terbaik di dunia. Ah... saya kangen! Sepertinya saat ini saya butuh suntikan semangat dan motivasi lagi dari mereka :')
I miss you, sebia :*
Bandung, 20 Februari 2014
Hesti Nuraini