Rintik hujan di kala senja
Mentari yang lebih cepat ingin sembunyi
Pertanda satu musim telah berganti
Menyamarkan lengkungan manis di sudut bibir
Seorang teman yang kukenal sangat periang
Hari ini kudapati ternyata seorang penulis yang melankolis
Kubaca tiap kata yang terpampang di layar
Kuselami cerita yang ia torehkan disana
Sepenuh hati ia utarakan
Sangat jauh dari yang kukenal
Atau mungkin memang aku yang belum mengenalnya
Obrolan super singkat dalam langkah yang tergesa
Di bawah payung yang melindungi terpaan gerimis sore tadi
Tak panjang namun sangat membukakan mata
Sarat akan pelajaran hidup
Memberi secercah cahaya masa depan
Aku lupa bagaimana berjalan sendirian menuju kampus
Aku lupa caranya menjalani hari
Aku lupa rasanya kesepian
Aku lupa bagaimana aku harus bangun sendiri ketika terjatuh
Bahkan aku lupa cara menyemangati diriku sendiri
Aku lupa bahwa dia tidak akan selamanya berada disisi
Manusia beranjak dewasa seiring dengan berjalannya waktu
Kadang tak terduga
Seringkali tanpa disangka
Kedewasaan terkikis tawa
Kemandirian hanyut dalam aliran manja
Ketegaran terhapuskan airmata
Kekuatan tak sanggup mengalahkan ego semata
Bisakah kau izinkan aku untuk sejenak berlari kesana?
Menggapai asa yang sempat mengakar di hati
Demi secercah cahaya yang harus kusiapkan
Untuk menerangi langkahku di masa depan
Atau... bersediakah kau genggam erat jemariku kemudian kita berlari beriringan?
Bandung, 7 Desember 2013
Hesti Nuraini
Hari Ini Sendiri
This entry was posted on December 07, 2013 and is filed under poetry. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.