Film 99 Cahaya di Langit Eropa

Beberapa bulan yang lalu, saya membaca twit dari seorang senior yang mengatakan bahwa dia ga sabar menunggu sebuah film indonesia yang akan segera tayang di bioskop. Senior yang saya kenal sebagai seorang muslimah teladan ini bilang kalo film tersebut diangkat dari sebuah novel luar biasa yang berjudul sama, 99 Cahaya di Langit Eropa. Kontan saya ikutan penasaran sama film ini, dan kemarin akhirnya sempet nonton juga di sela-sela minggu UAS.



Film ini bercerita tentang seorang perempuan yang ikut suaminya ke Eropa (Austria tepatnya) untuk kuliah S3. Sudah jadi rahasia umum bahwa memang sulit menjalani hidup di Eropa sebagai kaum muslim. Mulai dari makanan halal, tempat ibadah, waktu ibadah, hingga pandangan orang-orang disana yang mayoritas tidak bisa membedakan muslim dengan teroris. Dalam film ini ditunjukkan cara-cara yang baik untuk menghadapi situasi seburuk apapun ketika berada di Eropa, sehingga sangat wajib ditonton untuk temen-temen muslim yang pengen lanjut kuliah atau pengen hidup di Eropa.

Selain hal-hal mengenai kehidupan sehari-hari kaum muslim di Eropa, dalam film ini juga diceritakan mengenai beberapa kisah peradaban Islam di Eropa antara lain saat orang Turki melakukan ekspansi ke wilayah Austria. Pengaruh budaya Islam juga diperlihatkan saat mereka berada di Paris, mulai dari bangunan-bangunan bersejarah hingga tanda-tanda peradaban Islam yang kental terkandung pada barang-barang peninggalan sejarah lainnya. Salah satu poin yang paling saya ingat adalah saat mereka berada di museum di paris (itu loh museum yang ada di film Davinci Code hehe) di saat orang-orang berkerumun melihat lukisan monalisa yang terkenal, mereka mengamati lukisan Bunda Maria dan disanalah terlihat bahwa kerudung yang digunakan oleh Bunda Maria memiliki ornamen bertuliskan "La illa ha ilallah" yang artinya Tiada Tuhan selain Allah. Subhanallah sekali bukan?

Daaaaaaaaan masih banyak lagi pengetahuan-pengetahuan tentang Islam di Eropa yang jarang orang ketahui diceritakan dalam film ini. Oiya ternyata film ini dibagi menjadi 2part. Jadi ga sabar nonton kelanjutannya. Ga sabar ke Eropa juga sih haha :D

Trus ada satu lagi bagian yang paling saya inget saat nonton film ini. Pas partner nonton di sebelah saya bilang, "Nanti kalo aku kuliah di Eropa, kamu ikut juga ya kesana. Ga akan bosen kan nungguin aku di rumah?"

Nyuhuhuhu.... ga sabar ke Eropa. Insyaallah suatu hari nanti!


Bandung, 14 Desember 2013

Best Regards,
Hesti Nuraini
Telecommunication Engineering 2010
Bandung Institute of Technology
+6285 647 332 442
Sent from Yahoo! Mail on Android

This entry was posted on December 19, 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply